Makalah Kesetimbangan Kimia
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
latar belakang
penyusunan makalah ini adalah untuk mengetahui apakah yang dimaksud dengan
kesetimbangan kimia, apa saja faktor-faktor yang mempengaruhinya, Tetapan
kesetimbangan, perhitungan tetapan kesetimbangan, dan bagaimana penerapan
kesetimbangan kimia dalam industri.
- Tujuan
- Sebagai syarat untuk memenuhi nilai tugas mandiri
- Untuk mengetahui apakah yang dimaksud dengan kesetimbangan kimia.
- Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kesetimbangan kimia.
- Untuk mengetahui seperti apakah tetapan kesetimbangan kimia dan bagaimana caranya menghitung kesetimbangan kimia.
- Untuk mengetahui penerapan kesetimbangan kimia dalam industri.
- Rumusan Masalah
- Apakah yang dimaksud dengan Kesetimbangan Kimia ?
- Bagaimanakah contoh-contoh kesetimbangan kimia dalam kehidupan sehari-hari ?
- Apa sajakah faktor-faktor yang mempengaruhi kesetimbangan kimia ?
- Bagaimana tetapan kesetimbangan Kimia dan cara untuk menghitungnya ?
- Bagaimanakah penerapan kesetimbangan kimia dalam industri ?
- Manfaat
- Dapat mengetahui apakah yang dimaksud dengan kesetimbangan kimia.
- Dapat mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kesetimbangan kimia.
- Dapat mengetahui seperti apakah tetapan kesetimbangan kimia dan bagaimana caranya menghitung kesetimbangan kimia.
- Dapat mengetahui penerapan kesetimbangan kimia dalam industry
BAB II PEMBAHASAN MATERI
- Pengertian Kesetimbangan Kimia
Kita telah mempelajari bahwa suatu zat dapat bereaksi dengan zat lain yang
kemudian menghasilkan zat baru. Reaksi tersebut umumnya disebut Reaksi kimia
yang berlangsung sampai habis. Misalnya, pita magnesium akan bereaksi dengan
oksigen membentuk magnesium oksida (MgO). Demikian pula sebutir pualam ( CaCO3)
di masukan ke dalam laruta asam klorida (HCI) berlebihan, semua pualam akan
habis bereaksi dengan asam klorida.
Reaksinya sebagai berikut:
2 Mg(s) + O2(s)
2Mg (s)
CaCO3 + 2HCI(aq) CaCI (aq) + H2O (l)
+ CO2 (g)
Ada beberapa reaksi yang dapat berlangsung dua arah, contohnya pada reaksi
pembuatan gas Amonia
3H2 (g) + N2 (g) ⇋
2 NH3 (g)
Reaksi ini disebut juga reaksi reversibel atau reaksi kesetimbangan. Pada
reaksi ini setiap NH3 terbentuk akan segera terurai lagi menjadi H2
dan N2. untuk membuat produk yang di hasilkan melalui reaksi
kesetimbangan di perlukan beberapa faktor untuk mengatur arah reaksi seperti:
konsentrasi, suhu, tekanan, dan volume, reaksi kesetimbangan dapat terjadi pada
reaksi homogen dan reaksi heterogen.
- Reaksi kesetimbangan homogen
Contoh : H2 (g) + I2 (g) ⇋
2HI(g)
K= [
HI]2
[H2][I
2]
- Reaksi heterogen
Contoh : C(s) + O2 (g) ⇋ CO2 (g)
K= [ CO2]
[O2 ]
- Kesetimbangan Dinamis
Pada keadaan
kesetimbangan, reaksi tidak berhenti,
tetapi berlangsung dalam dua arah dengan laju yang sama, oleh karena itu,
kesetimbangan tersebut tidak bersifat statis, tetapi bersifat dinamis,
konsentrasi zat-zat yang terlibat dalam suatu reaksi tidak berubah terhadap
waktu, maka reaksi tersebut dianggap selesai.
Keadaan kesetimbangan dikatakan dinamis, bila keadaan kesetaraan laju
reaksi maju dan laju reaksi balik dapat
di pertahankan. Sebagai contoh, pada reaksi H2 dan I2
menghasilkan HI yang membentuk keadaan kesetimbangan. Sistem tersebut di
katakan setimbang dinamis, apabila gas H2 dengan I2 bereaksi secara kesinambungan membentuk gas
HI dan lain pihak dalam sistem tersebut gas HI
terurai secara kesinambungan membentuk gas H2 dan I2
dengan laju yang sama. Hubungan laju reaksi zat-zat dengan waktu pada
kesetimbangan dinamis dari reaksi H2 dengan I2 membentuk
gas HI.
Jadi kesetimbangan reaksi itu di sebut juga ’ kesetimbangan dinamis ”
kesetimbangan dinamis adalah pada keadaan-keadaan setimbang reaksi tidak diam
(statis), tetapi terjadi dua reaksi berlawanan arah yang mempunyai laju reaksi
sama. Pada keadaan tidak setimbang ini tidak terjadi lagi perubahan bersih
dalam sistem reaksi. Untuk lebih memahami kesetimbangan dinamis, perhatikanlah
asumsi-asumsi dibawah ini.
Air
dipanaskan dalam wadah tertutup sampai air menguap. Pada saat air menguap, uap
air tertahan pada permukaan tutup wadah. Selanjutnya, uap air tersebut akan
mengalami kondensasi,yaitu uap air menjadi cair kembali, kemudian jatuh kedalam
wadah. Pada wadah tersebut terjadi dua proses yang berlawanan arah, yaitu
proses penguapan yang arahnya keatas dan proses kondensasi yang arahnya
kebawah. Pada saat tertentu laju proses penguapan dan laju proses kondensasi akan
sama. Hal itu
dapat kita lihat volume air dalam wadah tersebut adalah tetap. Keadaan seperti
itu disebut kesetimbangan dinamis.
1. Kesetimbangan Dinamis dalam kehidupan sehari-hari
Dalam kehidupan sehari-hari banyak hal banyak hal dialam yang mengalami
kesetimbangan dinamis.
a.
Proses pemanasan air dalam wadah
tertutup biasanya dapat kita lihat, hal itu sudah dijelaskan sebelumnya.
b.
Proses pelarutan zat padat dalam
air, misalnya garan AgCl dilarutkan dalam air sehingga padatan AgCl sebagian
melarut kedalam air. Pada waktu AgCl sudah melarut, terjadi lagi reaksi
pembentukan padatan AgCl yang disebut proses pengendapan. Hal itu berarti dalam
sistem terjadi dua proses yang berlawanan arah, yaitu proses pelarutan AgCl
yang arahnya kekanan dan proses pengendapan AgCl yang arahnya kekiri. Pada saat
tertentu laju proses pelarutan (V1) akan sama dengan laju proses
pengendapan (V2). Keadaan seperti itu disebut kesetimbangan dinamis.
Hal itu dapat dituliskan sebagai berikut.
AgCl (g) ⇋ Ag+ + Cl-
Pada keadaan setimbang V1=V2
c. Proes penguapan air dari permukaan bumi dengan proses turunnya hujan
merupakan kesetimbangan dinamis. Jika dalam kurun waktu tertentu jumlah air yang
menguap dari permukaan bumi sama dengan jumlah air yang jatuh ke permukaan bumi
melalui turunnya hujan, maka kesetimbangan air di alam dapat dipertahankan.
Akan tetapi, kenyataan yang dihadapi oleh manusia pada masa sekarang ini sangat
berbeda dengan kesetimbangan dinamis yang kita bicarakan sebelumnya musim
kemarau berkepanjangan mengakibatkan banyak tanaman mengalami kekeringan, lalu
mati sehingga manusia menderita kelaparan.sebaliknya hujan yang terus menerus
menyebabkan bencana banjir yang mengakibatkan banyak manusia meninggal dan
banyak rumah yang hanyut terbawa arus banjir. Hal itu terjadi akibat ulah
manusia itu sendiri yang tidak tahu menjaga kesetimbangan alam ini karena
manusia lupa bahwa sebenarnya Tuhan menciptakan alam semesta dalam kesetimbangn
antara yang satu dengan yang lain atau harmonis.
- Tetapan Kesetimbangan
Pada tahun 1886, dua orang para ahli kimia Nrwegia, yaitu Cato maxmilian
guldberg (1836-1902) dan Peter waage (1833-1900) mengajukan postulat
berdasarkan sejumlah pengamatan yang mereka lakukan terhadap reaksi
kesetimbangan. Ponstulat ini menyatakan bahwa ’jika hasil reaksi konsentrasi
zat hasil reaksi yang di pangkatkan koefisiennya di bandigkan dengan hasil kali
konsentrasi zat pereaksi yang di pangkatkan koefisiennya, maka akan di peroleh
perbandingan yang tetap”. Untuk reaksi
yang dinyatakan dengan :
aA +
bB ⇋ cC
+ dD
dengan A, B adalah pereaksi C, D adalah reaksi ; dan a, b, c, d adalah
koefisien reaksi, maka secara sistematis ponstulat Guldberg dan Waage tersebut
dapat dinyatakan dengan persamaan sebagai berikut:
[C]c [D]d
=C
[A]a [B]b
Dengan : C =
konstanta
Dalam kasus umum yang didalamnya konsentrasi dapat mempunyai nilai yamg
berubak-ubah (termasuk nol), pernyataan diatas di sebut hasil bagi (quotient)
kesetimbangan dan nilainya di nyatakan dengan Q atau Qc. Jika istilah tersebut
berhubungan dengan konsentrasi keseimbangan, maka pernyataan ini di sebut tetapan kesetimbangan dan nilainya
dinyatakan dengan K atau Kc.
Nilai konstan dari perbandingan hasil kali konsentrasi hasil reaksi yang di
pangkatkan koefisiennya dengan hasil kali konsentrasi pereaksi yang
dipangkatkan koefisiennya tersebut selalu tetap selama suhu sistem tidak
berubah. Oleh karena itu, harga perbandingan tersebut di namakan tetapan
keseimbangan yang dinyatakan sebagai berikut:
[C]c [D]d
Kc=
[A]a [B]b
Nilai Q dalam hubungan dengan Kc dapat digunakan untuk menunjukan arah
suatu reaksi berlangsung. Tiga buah kemungkinan dari arah reaksi tersebut
adalah sebagai berikut.
1. Q
> 1
Kc
Hal ini berarti konsentrai hasil reaksi terlalu tinggi untuk kesetimbangan,
sehingga reaksinya berlangsung ke kiri.
2. Q
=
1
K
Hal ini berarti sistem berada dalam kesetimbangan, tidak ada perubahan.
3. Q
<
1
K
Hal ini berarti konsentrasi hasil reaksi terlalu rendah untuk
kesetimbangan, sehingga reaksinya berlangsung ke kanan.
a. Makna Tetapan Kesetimbangan
Berdasarkan harga tetapan kesetimbangan, suatu reaksi dapat diketahui
secara kualitatif bagaimana reaksi tersebut berlangsung
1. Jika KC < 1, maka pada reaksi kesetimbangan tersebut di
hasilkan zat hasil reaksi yang cukup banyak, bahkan melebihi jumlah
pereaksi,dan suatu reaksi di katakan sempurna apabila reaksi tersebut memiliki
Kc yang sangat besar.
2.
Jika Kc < 1, maka
pada reaksi kesetimbangan tersebut di peroleh zat hasil reaksi yang sedikit, bahkan lebih sedikit di
bandingkan dengan jumlah pereaksi,dan apabila harga Kc suatu reaksi
sangat kecil, bisa saja tidak terjadi
reaksi.
Harga Kc hanya di pengaruhi oleh suhu, jika suhu tidak berubah,
maka harga Kc selalu teatp. Pada reaksi endoterem, harga Kc
berbanding lurus dengan suhu, sedangkan pad reaksi eksoterm, harga Kc berbanding terbalik dengan suhu.
- Perhitungan Kesetimbangan
Jika konsentrasi masing-masing zat sudah diketahui, maka perhitungan harga
Kc dapat dilakukan secara langsung dengan memasukan nilai konsentrasi zat pada
persamaan sebagai berikut :
[ C]c [ D]d
KC =
[ A]a [ B]b
Contoh soal
1. Pada reaksi penguraian gas N2O4 menjadi gas NO2 terjadi
keadaan setimbang yang dinyatakan dengan persamaan reaksi sebagai berikut :
N2O4
(g) ⇋ 2NO4(g)
Jika konsentrasi N2O4 dan NO2 berturut-turut
1,71 M dan 0,58 M, hitunglah harga Kc pada keadaan tersebut !
Penyelesaian :
N2O4 (g) ⇋ 2NO4
[ NO2]2 [ 0,58]2
KC = = =0,2
[N2O4] [1,71]
Jadi nilai Kc untuk eraksi tersebut adalah 0,2
2. Jika 0,8 mol HI dimasukkan kedalam wadah 1 liter pada suhu 458oC,
campurkan dalam kesetimbangan di temukan mengandung 0,088 mol gas I2. hitung
harga Kc untuk reaksi kesetimbangan :
Untuk menentukan konsentrasi masing-masing zat,ikuti langkah-langkah
berikut!
Kesetimbangan = 2HI (g) ⇋ H2 (g) + I2 (g)
Awal = 0,8 0 0
Terurai = 2x x x
Kesetimbangan =
0,8-2x x 0,088
Pada kesetimbangan
[I2] =
[H2] = 0,088
M
[HI] = 0,8 - 2x
= 0,8 – 2 (0,088)
=
0,623 M
Karena volume wadahnya 1 liter, maka jumlah mol menyatakan harga
konsentrasi,tetapi jika volum wadah tersebut ≠ 1 liter, maka konsenttrasi Mol sama dengan volume. Sehingga :
[H2] [I2] (0,08)
(0,08)
Kc= = =0,02
[HI]2 (0,623)
Jadi harga, harga Kc untuk
penguraian HI pada suhu 4580 adalah 0,02
Jika konsentrasi masing-masing zat belum diketahui seluruhnya, tetapi
diketahui harga derajat dissosiasi
(penguraian) zat, maka harga konsentrasi masing-masing zat ditentukan berdasarkan
harga derajat dissosiasi tersebut (α).
Mol yang terurai
α =
Mol mula-mula
Atau
Mol terurai= α x mol mula-mula
Dengan
α = derajat ionisasi
- Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pergeseran Kesetimbangan
Pada reaksi kesetimbangan, jumlah zat-zat pereaksi maupun hasil reaksi
tidak berubah terhadap waktu, tetapi pada dasarnya jumlah zat pereaksi maupun
zat hasil reaksi dapat ditambah atau dikurangi berdasarkan perlakuan tertentu
yang diberikan pada reaksi kesetimbangan tersebut. Berkaitan dengan penambahan
atau pengurangan jumlah pereaksi atau hasil reaksi pada reaksi kesetimbangan
tersebut, digunakan istilah pergeseran kesetimbangan.
Untuk menambah zat hasil reaksi, maka kesetimbangan harus digeser kearah
kanan (ke arah zat hasil reaksi), sedangkan untuk mengurangi zat hasil reaksi,
maka kesetimbangan harus digeser kearah kiri (kearah pereaksi). Untuk menggeser
kesetimbangan tersebut diperlukan perlakuan yang dapat mengganggu keadaan
kesetimbangan, yaitu dengan mengubah suhu, konsentrasi, dan volum, dan tekanan
zat dalam sistem kesetimbangan tersebut.
Dalam kaitannya dengan gangguan yang diberikan pada sistem kesetimbangan
tersebut, pada tahun 1888 seorang ahli kimia Prancis Henri Louis Le Chatelier
(1850-1936) mengemukakan bahwa ”jika pada
sistem kesetimbangan diberikan gangguan dari luar, maka sistem kesetimbangan
tersebut akan bergeser untuk menghilangkan atau mengurangi pengaruh gangguan
luar tersebut dan mungkin membentuk sistem kesetimbangan baru.” dengan kata
lain, pernyataan ini dapat disederhanakan menjadi ”jika sebuah sistem pada keadaan setimbang diberikan perubahan tekanan,
suhu, atau konsentrasi, maka akan terdapat kecenderungan pada keseluruhan
reaksi dalam arah yang mengurangi pengaruh dan perubahan ini”.
Pernyataan diatas dikenal sebagai ”Asas Le Chatelier”. Bagaimana pengaruh
perubahan suhu, konsentrasi, tekanan, dan volum terhadap pergeseran
kesetimbangan.
1. Pengaruh suhu terhadap pergeseran kesetimbangan
Pada reaksi kesetimbangan, terhadap reaksi endoterm (menyerap kalor) dan
reaksi eksoterm (melepaskan kalor). Jika reaksi maju bersifat eksotermik, maka
reaksi sebaliknya bersifat endotermik. Perhatikan uraian tentang pengaruh
perubahan suhu untuk reaksi pembentukan gas N2O4 dari gas
NO2 berikut ini.
Reaksi kesetimbangan :
2NO2(g) ⇋ N2O4(g)
Reaksi maju (eksoterm) :
2NO2(g) N2O4(g) ΔH = - 58,8
Kj
Reaksi balik (endoterm)
N2O4(g) 2NO2(g) ΔH = + 58,8 Kj
Reaksi pembentukan N2O4 dari gas NO2 dapat
membentuk keadaan setimbang. Pada keadaan setimbang tersebut, gas N2O4
dan gas NO2 berwarna coklat muda. Dalam keadaan terpisah, gas
NO2 berwarna cokelat kemerahan, sedangkan gas N2O4 tidak
berwarna.
Jika dalam keadaan setimbang, campuran gas NO2 dan N2O4
tersebut dipanaskan, maka warna cokelat muda dari campuran kedua gas
tersebut lama kelamaan akan berubah menjadi cokelat kemerahan, artinya gas NO2
dalam reaksi tersebut bertambah.
Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa penurunan suhu dapat
menyebabkan kesetimbangan bergeser kearah reaksi eksoterm, sedangkan
peningkatan suhu dapat menyebabkan kesetimbangan bergeser kearah reaksi
endoterm. Karena reaksi pembentukan gas N2O4 dari gas NO2
merupakan reaksi eksoterm (melepaskan kalor) dan dalam keadaan kesetimbangan,
suhu campuran diturunkan dengan mengeluarkan kalor dari sistem, maka menurut Le
Chatelier akan mengakibatkan sistem melakukan perubahan dengan cara mengganti
kalor yang dikeluarkan sistem dengan menggeser posisi kesetimbangan kearah
reaksi yang melepaskan kalor (eksoterm).
2. Pengaruh konsentrasi terhadap
pergeseran kesetimbangan
Pembuatan amonia, NH3(g) dari reaksi gas nitrogen (N2)
dengan gas hidrogen (H2) dapat membentuk kesetimbangan yang
dinyatakan dengan persamaan reaksi sebagai berikut.
N2(g) + 3H2(g) ⇋ 2NH3(g)
Apabila gas hidrogen (H2) ditambahkan kedalam campuran gas pada
reaksi kesetimbangan tersebut, maka konsentrasi H2 dalam campuran
meningkat (bertambah).
Menurut Le Chatelier, sistem akan berusaha untuk menghilangkan gangguan
tersebut (penambahan [H2] ) yaitu dengan mengurangi [H2]
yang ditambahkan. Sebagian gas H2 yang ditambahkan akan segera
bereaksi dengan gas N2, sehingga gas amonia yang terbentuk lebih
banyak. Keadaan ini akan terbalik jika sejumlah gas H2 dikurangi
dari sistem kesetimbangan tersebut.
Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa untuk penambahan
konsentrasi pereaksi atau hasil reaksi kedalam campuran yang berada dalam
kesetimbangan akan menggeser kesetimbangan kearah yang berlawanan dengan posisi
zat yang ditambahkan, sedangkan untuk pengurangan konsentrasi pereaksi atau
hasil reaksi akan menggeser kesetimbangan kearah zat yang dikeluarkan dari
sistem kesetimbangan tersebut.
3. Pengaruh Tekanan dan Volum terhadap pergeseran kesetimbangan
Reaksi-reaksi gas sangat dipengaruhi
oleh perubahan volum dan tekanan gas. Pada dasarnya, untuk memperbesar tekanan
dapat dilakukan dengan memperkecil volum, sedangkan untuk memperkecil tekanan
dapt di lakukan dengan memperbesar volum.
Jika pada reaksi kesetimbangan gas, tekanan di perbesar, maka menurut Le
Chatelier sistem tersebut akan berusaha mengurangi pengaruh kenaikan tekanan
tersebut dengan cara menurunkan jumlah molekul atau jumlah mol zat. Pada reaksi kesetimbangan
N2(g) + 3H2(g) ⇋ 2NH3(g)
jika tekanan di perbesar, maka kesetimbangan akan bergeser ke arah NH3,
sedangkan jika tekana di kurangi, maka kesetimbangan akan bergeser ke arah kiri
(N2(g) dan H2(g) ).
Berdasarkan
uraian tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa jika tekanan diperbesar (
volum diperkecil), maka kesetimbangan akan bergeser ke arah jumlah mol gas yang
lebih kecil, sedangkan jika tekanan diperkecil (volum diperbesar), maka
kesetimbangan akan bergeser ke arah jumlah mol gas yang lebih besar.
- Kesetimbangan Kimia Dalam Industri
Konsep reaksi kesetimbangan banyak di terapkan dalam bidang industri.
Beberapa industri yang menerapkan konsep reaksi kesetimbangan adalah industri
amonia, asam sulfat, dan asam nitrat.
1.
Industri amonia (NH3)
Amonia (NH3) merupakan gas yang tidak berwarna dengan bau
menyengat dan sangat mudah larut dalam air. Amonia ini biasanya di gunakan
dalam refrigerator dan dalam pembuatan pupuk, bahan peledak, dan plastik serta
bahan-bahan kimia lainnya. Selain itu,amonia juga di gunakan sebagai pelarut.
Amonia dapat di buat dengan mereaksikan gas nitrogen (N2) Dengan
gas hidrogen (H2) melalui proses reaksi eksoteren yang dapat
membentuk kesetimbagan sebagai berikut:
N2(g)+3H2(g) ⇋ 2NH3(g)
ΔH= -92,2 Kj
Dalam industri, amonia di buat dengan mencampurkan gas N2 Yang
Diperoleh melalui udara dan gas H2 yang di peroleh dari reaksi
antara gas metana dan air. Campuran gas N2 dan H2 dengan
perbandingan N2:H2=3:1 tersebut kemudian di alirkan
melaui pompa bertekanan tinggi(250 atm) kedalam tabung pemurnian gas. Dalam
tabung inilah kemudian di peroleh gas N2 dan H2 murni yang di alirkan kedalam reaktor
katalisis.
Reaksi pembuatan amonia merupakan reaksi eksoterm, sehingga untuk
menghasilkan amonia dalam jumlah besar, maka reaksi tersebut harus di lakukan
pada suhu yang rendah. Akan tetapi, pada suhu rendah reaksi berlangsung rendah.
Oleh karena itu, untuk mengimbangi nya,maka reaksidalam pembuatan amonia di
lakukan pada suhu tinggi (500oC) dan tekanan yang tinggi (200-400
atm). Suhu dan tekanan tersebut memungkinkan reaksi pembuatan amonia dapat
berlangsung cepat dan amonia yang di hasilkannya dalam jumlah besar (reaksi
bergeser ke kanan).
Dapat di simpulkan bahwa pada reaksi kesetimbangan dalam pembuatan amonia,
suhu yang tinggi dan katalis berfungsi umtuk mempercepat reaksi, sedangkan
tekanan yang tinggi berfungsi untuk menggeser reaksi ke arah hasil reaksi(
dalam hal iniamonia)
2.
Pembuatan H2SO4(aq) (Asam sulfat)
Proses kontak dilakukan untuk membuat H2SO4(aq) yang dapat digunakan sebagai bahan dasar
pembuatan cat, pupuk, zat warna , detergen, dan larutan elektrolit dalam aki.
Berikut ini merupakan tahap-tahap
membuat H2SO4(aq)
.
1). Tahap 1
Molekul S yang berwujud padat di
bakar di udara untuk membentuk gas SO2. reaksinya sebagai berikut.
S (s)
+ O2 (g) SO2 (g)
2). Tahap 2
Gas tersebut dibersihkan dari pengotor dengan cara partikulat. Campuaran antara gas SO2 dan udara di panaskan hingga suhu 450oC.dan
tekanan 101,3-202,6 kPa dengan di tambahkan katalis V2O5
untuk menghasilkan SO3. SO3
yang diperoleh sebanyak 98 %
dengan kecepatan reaksi maksimal. Reaksi sebagai berikut.
2SO2(g) + O2(g) ⇋ 2S03(g)
3). Tahap 3
SO3 dilarutkan dalam H2S04 99,5 % (17 M) supaya di hasilkan H2S2O7,
lebih di kenal denagn nama “ oleum”. Reaksinya sebagai berikut.
SO3(g) + H2S04(l)
H2S2O7(l)
4). Tahap 4
Setelah
tahap 3, H2O di tambahkan ke dalam H2S2O7
supaya di hasilkan H2SO4.
reaksinya sebagai berikut.
H2S2O7(l)
+ H2O(l) 2H2SO4(l)
Tahapan
penting dalam proses pembuatan H2SO4 ialah tahap 2. pada tahap 2 terjadi
reaksi kesetimbangan dan reaksi itu
berlangsung secara eksoteren (reaksi melepaskan kalor) menurut asas Le
Chatelier, reaksi kesetimbangan bergeser ke kanan jika tekanan di perbesar. Hal ini terjadi karena reaksi kesetimbangan
bergeser ke arah zat yang memeliki jumlah koefisien lebih sedikit. Jadi jika
tekanan di perbesar, jumlah gas SO3 semakin banyak karena reaksi
kesetimbangan bergeser ke arah produk.
3.
Pembuatan HNO3 (Asam
Nitrat)
Senyawa HNO3 merupakan bahan kimia penting yang digunakan
sebagai bahan baku untuk peledak. Bahan peledak yang memakai bahan baku HNO3
dapat menimbulkan ledakan dahsyat. Contoh bahan peledak yang menggunakan HNO3,
yaitu TNT.
Proses
Ostwald merupakan cara yang tepat untuk membuat HNO3. Proses Ostwald dikenalkan pertama kali oleh Wilhelm Ostwald, seorang ahli kimia dari Jerman. Wilhelm Ostwald menemukan proses
pembuatan HNO3 yang efektif saat Perang Dunia I berlangsung.
Ada 2 metode yang digunakan dalam pembuatan HNO3. metode pertama
yang memiliki 2 tahap yaitu oksidasi dan absorpsi. Metode ini akan menghasilkan
NHO3 encer. Metode kedua merupakan kombinasi dari dehidrasi, bleaching, kondensasi dan absorpsi.
Metode yang kedua akan menghasilkan asam nitrat yang lebih pekat daripada HNO3
yang dihasilkan dari metode pertama.