BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
a. Keharusan
Manusia selama hidupnya selalu akan mendapat pengaruh dari keluarga, sekolah, dan masyarakat luas. Ketiga lingkungan itu sering disebut sebagai tripusat pendidikan.
Keseimbangan antara pendidikan yang didapat dari keluarga, sekolah dan masyarakat seharusnya dapat memicu tercapainya tujuan pendidikan .
Pendidikan yang terjadi dalam lingkungan keluarga berlangsung alamiah dan wajar, tidak ada aturan yang mengikat, karena itu disebut lingkungan pendidikan informal. Sedangkan pendidikan yang berlangsung pada lingkungan sekolah, adlah pendidikan yang dirancang sedemikian rupa secara berencana, dilaksanakan dengan berbagai aturan yang ketat , berjenjang , seleksi peserta dan guru yang ketat dan kegiatannya berlangsung secara berkesinambungan yang disebut pendidikan formal. Dan pendidikan di lingkungan masyarakat diprogramkan dengan aturan-aturan yang fleksibel, dan lebih longgar dibandingkan dengan pendidikan yang lainnya, sehingga disebut sebagai pendidikan non-formal.
Kenyataan yang terjadi saat ini adalah, tidak berimbangnya input serta output yang didapat dari tripusat pendidikan. Tidak sedikit anak-anak di Indonesia malas belajar karena tidak adanya pengaruh positif dari keluarganya sendiri. Banyak anak yang hanya mendapat pendidikan secara keseluruhan dari sekolah saja. Anak yang berhasil adalah anak yang mengenyam pendidikan di lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Pengaruh lingkungan yang tidak baik otomatis akan mengajarkan hal-hal yang negatif pada anak-anak. Jangankan anak-anak, orang dewasa pun bisa terpengaruh dengan keadaan yang ada di lingkungan sekitarnya.
c. Kesenjangan
Perbedaan yang seharusnya tidak dijadikan alasan untuk merasa dibeda-bedakan, pada kenyataannya berkata lain. Kesenjangan antara pendidikan yang dilakukan di lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat tetap berbuah asam ketika semuanya dilakukan secara tidak seimbang.
I.2. Tujuan
Tujuan dibuatnya makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Syarat mata kuliah Pedagogik, dalam hal ini Sebagai pedoman dalam pemaparan materi dalam mata kuliah Pedagogik.
2. Memberikan pengalaman kepada mahasiswa/i agar mampu mengetahui serta membahas tentang segala hal yang ada dalam lingkungan pendidikan.
3. Sebagai sumber tambahan bagi peserta didik serta pendidiknya dalam menambah ilmu pengetahuan dalam mendidik anak.
4. Untuk memberikan pandangan-pandangan mengenai lingkungan pendidikan yang kaitannya sangat erat dalam proses pendidkan.
BAB II
LINGKUNGAN PENDIDIKAN
II.1. PENGERTIAN
Menurut Sartain (ahli psikologi Amerika), yang dimaksud lingkungan meliputi kondisi dan alam dunia ini yang dengan cara-cara tertentu mempengaruhi tingkah laku kita, pertumbuhan, perkembangan atau life processes. Lingkungan juga dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang ada di luar diri individu. Lingkungan dapat dibedakan menjadi dua jenis, yakni lingkungan alam dan sosial.
Meskipun lingkungan tidak bertanggung jawab terhadap kedewasaan anak didik, namun merupakan faktor yang sangat menentukan yaitu pengaruhnya yang sangat besar terhadap anak didik, sebab bagaimanapun anak tinggal adlam satu lingkungan yang disadari atau tidak pasti akan mempengaruhi anak. Pada dasarny lingkungan mencakuplingkungan fidik, lingkungan budaya, dan lingkungan sosial.
Lingkungan pendidikan adalah suatu institusi atau kelembagaan di mana pendidikan itu berlangsung. Lingkungan tersebut akan mempengaruhi proses pendidikan yang berlangsung. Lingkungan sekitar yang dengan sengaja digunakan sebagai alat dalam proses pendidikan(pakaian, keadaan rumah, alat permainan, buku-buku, alat peraga, dll) dinamakan lingkungan pendidikan. Atau Suatu tempat dengan situasi dan kondisi sosial budaya yang ada dimana pergaulan pendidikan berlangsung.
Dilihat dari segi anak didik, tampak bahwa anak didik secara tetap hidup di dalam lingkungan masyarakat tertentu tempat ia mengalami pendidikan. Menurut Ki Hajar Dewantara lingkungan tersebut meliputi lingkungan keluarga, lingkungan sekolah an lingkungan masyarakat, yang disebut tripusat pendidikan.
II.2. MACAM-MACAM LINGKUNGAN PENDIDIKAN
1. Keluarga
Secara etimologis kata keluarga berasal dari Kawula dan Warga . Kawula berarti hamba dan warga berarti anggota.Jadi pengertian kelyarga adalah suatu kesatuan dimana anggota – anggotanya mengabdikan diri kepada kepentingan dan tujuan unit tersebut.
Keluarga merupakan lembaga pendidikan tertua, bersifat informal, yang pertama dan utama dialamai oleh anak serta lembaga pendidikan yang bersifat kodrati orang tua bertanggung jawab memelihara, merawat, melindungi, dan mendidik anak agar tumbuh adn berkembang dengan baik.
Keluarga merupakan lingkungan yang pertama bagi anak yang memberikian sumbangan bagi perkembangan dan pertumbuhan mental serta fisik anak dalam kehidupannya.
Jenis-jenis Keluarga .
1. Berdasarkan keanggotaannya, keluarga dibedakan menjadi Keluarga Batih ( nuclear family ),yaitu keluarga terkecil yang terdiri atas ayah, ibu dan anak, serta keluarga luas ( extended family )yakni kelaurga yang terdiri dari beberapa keluarga batih.
2. Berdasarkan garis keturunan, keluarga terdiri dari tiga jenis, diantaranya keluarga patrilinear (garis keturunan ditarik dari pria atau ayah), keluarga matrilineal (garis keturunan ditarik dari wanita atau ibu) dan keluarga bilateral (garis keturunan ditarik dari kedua belah pihak).
3. Berdasarkan kekuasaannya, keluarga terdiri dari keluarga patriarhat (dominasi berada dipihak ayah) matriarhat (dominasi kekuasaan ada di tangan ibu) dan equalitarian (ayah dan ibu mempunyai kekuasaan yang sama).
4. Serta keluarga berdasarkan bentuk perkawinan, status sosial ekonomi, dan keluarga berdasarkan keutuhan.
Fungsi keluarga yaitu sebagai fungsi biologis, ekonomi, edukatif, religius, sosialis,rekreasi, orientasi dan lain-lain.Selain itu, orang tua (ayah dan ibu) berperan sebagai pengemban tanggung jawab pendidikan anak. Keluarga juga merupakan lingkungan pendidikan lingkungan yang bersifat wajar atau informal juga sebagai peletak dasar pendidikan anak.
Tujuan dan isi pendidikan dalam keluarga yaitu agar anak menjadi pribadi yang mantap, beragama , bermoral dan menjadi anggota masyarakat yang yang baik dan bertanggung jawab.
Pendidikan keluarga berfungsi sebagai:
Ø Sebagai pengalaman pertama masa kanak-kanak
Ø Menjamin kehidupan emosional anak dan masa depan anak .
Ø Menanamkan dasar pendidikan moral
Ø Memberikan dasar pendidikan sosial.
Ø Meletakkan dasar-dasar pendidikan bagi anak-anak.
Karaekteristik pendidikan dalam keluarga antara lain :
Ø Pendidikan dalam keluarga lebih menekankan pada pengembangan karakter.
Ø Peserta didiknya bersifat heterogen
Ø Isi pendidikannya tidak terprogram secara formal/tidak ada kurikulum tertulis.
Ø Tidak berjenjang
Ø Waktu pendidikan tidak terjadwal secara ketat, relatif lama.
Ø Cara pelaksanaan pendidikan bersifat wajar
Ø Evaluasi pendidikan tidak sistematis
Ø Credentials tidak ada dan tidak penting
2. Sekolah
Istilah sekolah berasal dari kata Yunani yaitu Schole ( latin : Schola ; Inggris : School ). Pada awalnya di Yunani yang masih mengenal perbudakan , Schole bearti ‘bebas dari perbusakan’. Kemudian istilah ini berubah arti sebagai tempat di mana orang melaksanakan kegiatan-kegiatan dalam rangka pengembangn diri tadi.
Sekolah merupakan salah satu pranata sosial yang memiliki tugas khusus untuk menyelenggarakan pendidikan. Tidak semua tugas mendidik dapat dilaksanakan oleh orang tua dalam keluarga, terutama dalam hal ilmu pengetahuan dan berbagai macam keterampilan. Oleh karena itu dikirimkan anak ke sekolah.
Komponen Sekolah antara lain terdiri atas : 1). Tujuan pendidikan . 2)Sumber Daya Manusia. 3)Kurikulum. 4)Media pendidikan dan teknologi pendidikan . 5)sarana , prasarana dan fasilitas. 6) pengelola sekolah.
Adapun tiga komponen utama sekolah adalah peserta didik, guru dan kurikulum.
Tujuan Pendidikan Sekolah dinataranya adalah sebagai berikut :
o Fungsi transmisi
o Fungsi sosialis
o Fungsi integritasi sosial
o Fungsi mengembangkan kepribadian anak didik
o Fungsi memepersiapkan anak didik untuk suatu pekerjaan
o Fungsi inovasi
Tujuan dan isi pendidikan di sekolah . Sekolah memiliki tujuan umum pendidikan sejalan dengan fungsi – fungsi sekolah. Sedangkan isi pendidkan di sekolah pun akan disesuaikan dengan jenjang dan jenis sekolah yang bersangkutan. Adapun tujuan dan isi pendidikan masing-masing sekolah tentunya telah terumuskan secara tertulis di dalam kurikulumnya.
Adapun fungsi sekolah lainnya adalah sebagai lembaga pendidikan formal, dimana formalitas sekolah merembes ke dalam kurikulum dan pembelajaran.
Karakteristik pendidikan di sekolah adalah sebagai berikut :
o Secara nyata , pendidikan di sekolah lebih menekankan kepada pengembangan kemampuan intelektual.
o Peserta didiknya bersifat homogen
o Isi pendidikannya terprogram secara formal
o Berjenjang dan bersinambungan
o Waktu pendidikan terjadwal secara ketat, relatif lama
o Cara pelaksanaan pendidikan bersifat formal dan artificial
o Evaluasi pendidikan dilaksanakan secara sistematis
o Credentials ada dan penting
Selain itu sekolah bertanggung jawab atas pendidikan anak-anak selama mereka diserahkan kepadanya. Karena itu sebagai sumbangan sekolah sebagai lembaga terhadap pendidikan, diantaranya sebagai berikut;
Ø Sekolah membantu orang tua mengerjakan kebiasaan-kebiasaan yang baik serta menanamkan budi pekerti yang baik.
Ø Sekolah memberikan pendidikan untuk kehidupan di dalam masyarakat yang sukar atau tidak dapat diberikan di rumah.
Ø Sekolah melaqtih anak-anak memperoleh kecakapan-kecakapan seperti membaca, menulis, berhitung, menggambar serta ilmu-ilmu lain sifatnya mengembangkan kecerdasan dan pengetahuan.
Ø Di sekolah diberikan pelajaran etika, keagamaan, estetika, membenarkan benar atau salah, dan sebagainya.
3. Masyarakat
Masyarakat adalah sekelompok manusia yang berintegrasi secara terorganisasi , menempati daerah tertentu, dan mengikuti suatu cara hidup atau budaya tertentu. Ada dua jenis masyarakat, yaitu masyarakat pedesaan (rural community) dan masyarakat perkotaan (urban community).
Dalam konteks pendidikan, masyarakat merupakan lingkungan keluarga dan sekolah. Pendidikan yang dialami dalam masyarakat ini, telah mulai ketika anak-anak untuk beberapa waktu setelah lepas dari asuhan keluarga dan berada di luar dari pendidikan sekolah. Dengan demikian, berarti pengaruh pendidikan tersebut tampaknya lebih luas.
Corak dan ragam pendidikan yang dialami seseorang dalam masyarakat banyak sekali, ini meliputi segala bidang, baik pembentukan kebiasaan-kebiasaan, pembentukan pengertia-pengertian (pengetahuan), sikap dan minat, maupun pembentukan kesusilaan dan keagamaan.
Adapun fungsi masyarakat sebagai lingkungan pendidikan, karena masyarakat merupakan tempat berlangsungnya pendidikan bagi anak, dan di dalam masyarakat terdapat berbagai sumber belajar bagi anak. Pendidikan anak dalam lingkungan masyarakat dapat berfungsi sebagai pelengkap, penambah, dan mungkin juga pengembang pendidikan di dalam keluarga dan sekolah, bahkan dapat berfungsi sebagai pengganti pendidikan di sekolah. Selain tanggungjawab pemerintah, pendidikan di lingkungan juga harus menjadi tanggung jawab bersama para orang dewasa yang ada di lingkungan masyarakat yang bersangkutan.
Terdapat dua jenis pendidikan di lingkungan masyarakat, yakni pendidkan in -formal dan non-formal
Karakteristik pendidikan di masyarakat diantaranya sebagai berikut :
o Secara faktual tujuan pendidikannya lebih menekankan pada pengembangan keterampilan praktis
o Peserta didiknya bersifat heterogen
o Isi pendidikannya ada yang terprogram secara tertulis ada juga yang tidak.
o Dapat berjenjang dan bersinambungan ataupun sebaliknya
o Waktunya terjadwal secara ketat atau tidak terjadwal, lama pendidikannya bersifat relatif
o Cara pelaksanaan pendidikan mungkin bersifat artificial mungkin pula bersifat wajar
o Evaluasi pendidikan mungkin dilaksanakan secara sistematis ataupun sebaliknya
o Credentials mungkin ada atau tidak.
II.3. PENGARUH TIMBAL BALIK ANTARA TRIPUSAT PENDIDIKAN TERHADAP PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK.
Setiap pusat pendidikan dapat berpeluang memberikan kontribusi yang besar dalam ketiga kegiatan pendidikan, yakni:
1. pembimbingan dalam upaya pemantapan pribadi yang berbudaya
2. pengajaran dalam upaya penguasaan pengetahuan
3. pelatihan dalam upaya pemahiran keterampilan.
BAB III
Tripusat pendidikan sebaga pusat dari pendidikan manusia sangat penting bagi berlangsungnya kehidupan manusia. Begitu pula dengan anak didik yang mengecam pendidikan resmi di sekolah. Tentunya butuh berbagai cara agar pemahaman mengenai tripusat pendidikan bisa diterapkan bahkan dilaksanakan oleh peserta didik yang nantinya akan menjadi generasi kita.
Penerapannya dapat dilakukan dengan memberi penjelasan sedini mungkin akan pentingnya mengenyam pendidikan di lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Karena dengan hal itu, kita dapat menjadikan anak tahu, bahwa pendidikan tidak hanya bersunber dari sekolah saja, tapi segala yang ada di dunia ini adalah sumber pendidikan.
Anak bisa mencegah masuknya faktor-faktor eksternal yang bisa berpengaruh negatif terhadap kehidupannya jika sudah ada yang memberitahukan kepadanya tentang hal itu. Sudah seyogyanya kita sebagai orang tua kedua yang berada di sekolah memberitahu tentang konsekuensi kehidupan. Berbagai macam contoh-contoh yang terjadi di lingkungan sekitar kita dapat menjadi motif yang sangat baik bagi keberlangsungan pendidikan anak. Penyebab utama seseorang menjadi malas untuk belajar mungkin bisa dijadikan salah satu contoh. Jika anak bertanya “Sebab akibatnya kenapa ?” tentu kita sebagai guru dapat menjawabnya dengan mudah.
Adapun cara penerapan lainnya adalah dengan memberi penyuluhan sederhana tentang cara menghadapi pengaruh negatif dari luar.
BAB IV
P E N U T U P
III.1. Kesimpulan
Pendidikan anak berlangsung baik di keluarga, sekolah, maupun masyarakat. Keluarga, sekolah dan masyarakat merupakan tripusat pendidikan anak. Sebab itu , para orang tua, para orang dewasa (masyarakat), dan pemerintah hendaknya secara bersama-sama bertanggung jawab dan memperhatikan pendidikan di ketiga lingkungan pendidikan itu. Pendidikan perlu dibina bukan hanya dalam keluarga saja, bukan hanya di sekolah saja, bukan pula di dalam masyarakat, melainkan di semua lingkungan.
lingkungan pendidikan sangat berperan dalam penyelenggaraan pendidikan, sebab lingkungan yang juga dikenal dengan institusi itu merupakan tempat terjadinya proses pendidikan. Secara umum lingkungan tersebut dapat dilihat dari tiga hal, yaitu keluarga, sekolah, dan masyarakat. Orang tua harus menyadari pentingnya sekolah dalam mendidik anaknya secara profesional sehingga orang tua harus memilih pula sekolah yang baik dan turut berpartisipasi dalam peningkatan sekolah tersebut.
Sementara sekolah juga berperan penting dalam proses pendidikan. Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal yang pada hakikatnya sebagai institusi yang menyandang amanah dari orang tua dan masyarakat, harus menyelenggarakan pendidikan yang profersional sesuai dengan prinsip-prinsip dan karakteristik pendidikan. Sekolah harus mengajarkan berbagai ilmu pengetahuan dan keahlian bagi peserta didiknya sesuai dengan kemampuan peserta didik itu sendiri.
Begitu pula masyarakat, dituntut perannya dalam menciptakan tatanan masyarakat yang nyaman dan peduli terhadap pendidikan. Masyarakat diharapkan terlibat aktif dalam peningkatan kualitas pendidikan yang ada di sekitarnya. Selanjutnya, ketiga lingkungan pendidikan tersebut harus saling bekerja sama secara harmonis sehingga terbentuklah pendidikan terpadu. Dengan keterpaduan seperti itu, diharapkan amar ma’ruf nahi munkar dalam komunitas masyarakat tersebut dapat ditegakkan sehingga terwujudlah masyarakat yang diberkahi .
III.2. Tanggapan
Dengan kesadaran akan pentingnya pendidikan dilaksanakan dimanapun, kapanpun dan oleh siapapun hendaknya dapat menjadikan kita lebih arif lagi dalam menyikapi fenomena yang kerap terjadi di lingkungan pendidikan.
Ketidakseimbangan antara masukan pendidikan baik dari keluarga, sekolah dan masyarakat akan berakibat buruk pada perkembangan anak. Terlebih jika yang mendominasi masukan tersebut adalah masyarakat yang tidak baik.
Oleh karena itu, ketiga lingkungan pendidikan ini sangat berpengaruh pada masa depan anak.
DAFTAR PUSTAKA
· Depdiknas, Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
- Sadulloh Uyoh ,dkk, (2007),Pedagogik, Bandung : Cipta Utama.
- Syarifudin Tatang,dkk, (2009), Pedagogik Teoritis Sistematis, Bandung : Percikan Ilmu
- www.google.co.id\lingkunganpendidikan
- www.perpustakaannasional.go.id