A. Metode Penelitian
Jenis
penelitian ini adalah analitik dengan pendekatan cross sechonal. Tujuan
utama penelitian ini adalah untuk mendapatkan hubungan tentang
lingkungan fisik rumah dengan kejadian Pneumonia di Kelurahan JAMANIS
Kecamatan JAMANIS tahun 2007.
A. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian
ini dilaksanakan dari Mei 2007 sampai dengan bulan Juli 2007 dan
berlokasi di Desa JAMANIS Kecamatan JAMANIS Kota Tasikmalaya
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi
dalam penelitian ini adalah seluruh Balita di Kelurahan JAMANIS
Kecamatan JAMANIS Kota Tasikmalaya dengan jumlah Balita sebanyak 1266
Balita dengan perincian jumlah Balita tiap Posyandu terdiri dari:
a. Melati = 103 balita
b. Anggrek = 167 balita
c. Mawar = 80 balita
d. Rose = 70 balita
e. Kamboja = 108 balita
f. Tulif = 164 balita
g. Lili = 153 balita
g. Lili = 153 balita
h. Sedap Malam = 234 balita
i. Teratai = 176 balita
Jumlah = 1266 balita.
2. Sampel
Besar Sampel dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Ket n = ukuran sampel
N = Populasi (1266 Balita)
d = Derajat kesalahan yang diterima
= ()
C. Prosedur Pengumpulan Data
Pengumpulan
data yang digunakan adalah data primer yang diperoleh secara langsung
melalui pengamatan atau observasi yaitu data mengenai kondisi lingkungan
fisik rumah di Desa JAMANIS Kecamatan JAMANIS.
D. Instrumen Pengumpulan Data
a. Data Primer
Data
primer diperolehg secara langsung pada saat penelitian dengan
menggunakan format kuesioner dan wawancara langsung kepada ibu-ibu yang
mempunyai Balita
b. Data Sekunder
Data sekunder diperoleh dari profil Puskesmas.
E. Pengolahan Data
a. Deskripsi Data
Deskripsi
Data adalah merupakan data yang ada secara terperinci untuk
menggambarkan kenyataan yang ada di lapangan yang didapatkan dari data
sekunder dan data primer dari hasil observasi
F. Rancangan Analisa Data
Data yang sudah terkumpul kemudian diolah dan dianalisis secara Univariat dan Bivariat:
1. Analisa Univariat
Analisa
univariat dilakukan dengan bantuan komputer dan hasilnya disajikan
dalam bentuk tabel dan grafik. Analisa data secara univariat dilakukan
untuk menggambarkan distribusi kejadian Pneumonia.
2. Analisa Bivariat
Analisa
Bivariat untuk melihat ada tidaknya hubungan antara variabel bebas dan
variabel terikat. Untuk menentukan jenis uji hubungan yang akan
digunakan terlebih dahulu perlu diketahui distribusi antar variabel
dengan melalui uji statistik dengan menggunakan uji chi-squere dengan
taraf nyata (0,05). Sehingga apabila hasil penelitian statistik
menunjukkan nilai P value kurang dari (<) nilai (0,05) maka dikatakan
(Ho) ditolak, artinya secara statistik terdapat hubungan yang bermakna
antara kedua variabel. Sedangkan apabila nilai P value lebih dari (>)
nilai x (0,05), maka (Ho) diterima yang berarti secara statistik tidak
terdapat hubungan antar variabel. Dalam uji korelasi apabila didapatkan
nilai P value lebih kecil dari x (0,05) maka ada hubungan yang bermakna
antara variabel dependen dan variabel independen. Tetapi apabila nilai P
value lebih besar dari x (0,05), maka tidak ada hubungan bermakna
antara variabel dependen dan variabel independen. (Hastono, 2001).
i.Untuk
mendeskripsikan kondisi lingkungan fisik rumah (kepadatan hunian,
jenis lantai, jenis dinding, ventilasi, letak dapur, jenis bahan bakar,
lubang asap dapur, kelembaban, suhu) yang mempunyai balita di Desa
JAMANIS Kecamatan JAMANIS Kota Tasikmalaya.
ii.Mengetahui
hubungan antara jenis lantai dengan kejadian pneumonia pada balita di
Desa JAMANIS Kecamatan JAMANIS Kota Tasikmalaya.
iii.Mengetahui
hubungan antara letak dapur dengan kejadian pneumonia pada balita di
Desa JAMANIS Kecamatan JAMANIS Kota Tasikmalaya.
iv.Mengetahui
hubungan antara jenis bahan bakar dengan kejadian pneumonia pada balita
di Desa JAMANIS Kecamatan JAMANIS Kota Tasikmalaya
v.Mengetahui
hubungan antara lubang asap dapur dengan kejadian pneumonia pada balita
di Desa JAMANIS Kecamatan JAMANIS Kota Tasikmalaya
vi.Mengetahui
hubungan antara kelembaban dengan kejadian pneumonia pada balita di
Desa JAMANIS Kecamatan JAMANIS Kota Tasikmalaya.
vii.Sebagai kesatuan gerak bagi masyarakat umum untuk meningkatkan peran serta masyarakat melakukan tela’ah kemandirian
Tina bab II
A. Kesehatan Masyarakat
Penyakit
banyak sekali ditentukan oleh faktor, norma serta budaya yang
menentukan gaya hidup masyarakat akan menciptakan keadaan lingkungan
yang sesuai dengannya, dan menimbulkan penyakit yang sesuai pula dengan
gaya hidup tadi. Bagaimana sekelompok masyarakat yang melakukan
lingkungan air, udara dan sebagainya, akan mengakibatkan terjadinya
penyakit yang sesuai pula dengan prilakunya tadi. (Slamet, J.S, 1994).
Kesehatan masyarakat didefinisikan oleh Winslow, pada tahun 1920 sebagai berikut (Slamet J.S 1994):
Kesehatan
masyarakat adalah ilmu dan kita kesehatan mencegah penyakit,
memperpanjan harapan hidup dan meningkatkan kesehatan dan efisiensi
masyarakat melalui usaha masyarakat yang terorganisir untuk sanitasi
lingkungan, pengendalian penyakit menular, pendidikan higien perorangan,
mengorganis pelayanan medis dan perawatan agar dapat dilakukan
diagnosis dini dan pengobatan. Pencegahan serta membangun mekanisme
sosial, sehingga setiap insan dapat menikmati standar kehidupan yang
baik untuk memelihara kesehatan.
1. Jenis Lantai
b. Alat ukur : Form cheklist
c. Cara ukur : Observasi
d. Skala : Nominal
e. Kategori : 1. Kedap air
2. Tidak kedap air
2. Letak dapur
Keberadaan
dapur dalam rumah Balita berdasarkan letaknya apakah
berdempetan/bersatu satu dinding dengan kamar Balita atau
terpisah/terhalang oleh ruangan lain.
a. Alat ukur : Form cheklist
b. Cara ukur : Observasi
c. Skala : Nominal
d. Kategori : 1. Berdempetan
2. Terpisah
3. Bahan Bakar
Jenis bahan bakar yang digunakan untuk memasak dapat kayu, minyak tanah, gas.
a. Alat ukur : Form cheklist
b. Cara ukur : Observasi
c. Skala : Nominal
d. Kategori : 1. Minyak Tanah
2. LPG atau Gas
4. Lubang Asap
Bagian dari atap dapur yang digunakan untuk jalan keluarnya asap hasil pembakar dan dapat berupa erobong atau genteng.
a. Alat ukur : Form cheklist
b. Cara ukur : Observasi
c. Skala : Nominal
d. Kategori : 1. Ya
2. Tidak
5. Kelembaban Udara
Angka yang menunjukkan kelembabannya.
a. Alat ukur : Form cheklist
b. Cara ukur : Observasi
c. Skala : Nominal
d. Kategori : 1. Tinggi
2. Normal
6. Suhu
Keadaan temperatur di dalam rumah.
a. Alat ukur : Form cheklist
b. Cara ukur : Observasi
c. Skala : Nominal
d. Kategori : 1. Tidak baik
2. Baik
7. Kejadian Pneumonia
a. Alat ukur : Form cheklist
b. Cara ukur : Observasi
c. Skala : Nominal
d. Kategori : 1. Ya
2. Tidak