CARA MEMBUAT SKRIPSI YANG BAIK DAN BENAR 2014|METODE PEMBUATAN SKRIPSI

A. Metode Penelitian 
Jenis penelitian ini adalah analitik dengan pendekatan cross sechonal. Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mendapatkan hubungan tentang lingkungan fisik rumah dengan kejadian Pneumonia di Kelurahan JAMANIS Kecamatan JAMANIS tahun 2007. 

A. Waktu dan Tempat Penelitian 
Penelitian ini dilaksanakan dari Mei 2007 sampai dengan bulan Juli 2007 dan berlokasi di Desa JAMANIS Kecamatan JAMANIS Kota Tasikmalaya 

B. Populasi dan Sampel 
1. Populasi 
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Balita di Kelurahan JAMANIS Kecamatan JAMANIS Kota Tasikmalaya dengan jumlah Balita sebanyak 1266 Balita dengan perincian jumlah Balita tiap Posyandu terdiri dari: 
a. Melati = 103 balita 
b. Anggrek = 167 balita 
c. Mawar = 80 balita 
d. Rose = 70 balita 
e. Kamboja = 108 balita 
f. Tulif = 164 balita
g. Lili = 153 balita 
h. Sedap Malam = 234 balita 
i. Teratai = 176 balita 
Jumlah = 1266 balita. 
2. Sampel 
Besar Sampel dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: 
Ket n = ukuran sampel 
N = Populasi (1266 Balita) 
d = Derajat kesalahan yang diterima 
= (

C. Prosedur Pengumpulan Data 
Pengumpulan data yang digunakan adalah data primer yang diperoleh secara langsung melalui pengamatan atau observasi yaitu data mengenai kondisi lingkungan fisik rumah di Desa JAMANIS Kecamatan JAMANIS. 

D. Instrumen Pengumpulan Data 
a. Data Primer 
Data primer diperolehg secara langsung pada saat penelitian dengan menggunakan format kuesioner dan wawancara langsung kepada ibu-ibu yang mempunyai Balita 
b. Data Sekunder 
Data sekunder diperoleh dari profil Puskesmas. 

E. Pengolahan Data 
a. Deskripsi Data 
Deskripsi Data adalah merupakan data yang ada secara terperinci untuk menggambarkan kenyataan yang ada di lapangan yang didapatkan dari data sekunder dan data primer dari hasil observasi 

F. Rancangan Analisa Data 
Data yang sudah terkumpul kemudian diolah dan dianalisis secara Univariat dan Bivariat: 
1. Analisa Univariat 
Analisa univariat dilakukan dengan bantuan komputer dan hasilnya disajikan dalam bentuk tabel dan grafik. Analisa data secara univariat dilakukan untuk menggambarkan distribusi kejadian Pneumonia. 
2. Analisa Bivariat 
Analisa Bivariat untuk melihat ada tidaknya hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat. Untuk menentukan jenis uji hubungan yang akan digunakan terlebih dahulu perlu diketahui distribusi antar variabel dengan melalui uji statistik dengan menggunakan uji chi-squere dengan taraf nyata (0,05). Sehingga apabila hasil penelitian statistik menunjukkan nilai P value kurang dari (<) nilai (0,05) maka dikatakan (Ho) ditolak, artinya secara statistik terdapat hubungan yang bermakna antara kedua variabel. Sedangkan apabila nilai P value lebih dari (>) nilai x (0,05), maka (Ho) diterima yang berarti secara statistik tidak terdapat hubungan antar variabel. Dalam uji korelasi apabila didapatkan nilai P value lebih kecil dari x (0,05) maka ada hubungan yang bermakna antara variabel dependen dan variabel independen. Tetapi apabila nilai P value lebih besar dari x (0,05), maka tidak ada hubungan bermakna antara variabel dependen dan variabel independen. (Hastono, 2001). 
i.Untuk mendeskripsikan kondisi lingkungan fisik rumah (kepadatan hunian, jenis lantai, jenis dinding, ventilasi, letak dapur, jenis bahan bakar, lubang asap dapur, kelembaban, suhu) yang mempunyai balita di Desa JAMANIS Kecamatan JAMANIS Kota Tasikmalaya. 
ii.Mengetahui hubungan antara jenis lantai dengan kejadian pneumonia pada balita di Desa JAMANIS Kecamatan JAMANIS Kota Tasikmalaya. 
iii.Mengetahui hubungan antara letak dapur dengan kejadian pneumonia pada balita di Desa JAMANIS Kecamatan JAMANIS Kota Tasikmalaya. 
iv.Mengetahui hubungan antara jenis bahan bakar dengan kejadian pneumonia pada balita di Desa JAMANIS Kecamatan JAMANIS Kota Tasikmalaya 
v.Mengetahui hubungan antara lubang asap dapur dengan kejadian pneumonia pada balita di Desa JAMANIS Kecamatan JAMANIS Kota Tasikmalaya 
vi.Mengetahui hubungan antara kelembaban dengan kejadian pneumonia pada balita di Desa JAMANIS Kecamatan JAMANIS Kota Tasikmalaya. 
vii.Sebagai kesatuan gerak bagi masyarakat umum untuk meningkatkan peran serta masyarakat melakukan tela’ah kemandirian 

Tina bab II 
A. Kesehatan Masyarakat 
Penyakit banyak sekali ditentukan oleh faktor, norma serta budaya yang menentukan gaya hidup masyarakat akan menciptakan keadaan lingkungan yang sesuai dengannya, dan menimbulkan penyakit yang sesuai pula dengan gaya hidup tadi. Bagaimana sekelompok masyarakat yang melakukan lingkungan air, udara dan sebagainya, akan mengakibatkan terjadinya penyakit yang sesuai pula dengan prilakunya tadi. (Slamet, J.S, 1994). 
Kesehatan masyarakat didefinisikan oleh Winslow, pada tahun 1920 sebagai berikut (Slamet J.S 1994): 
Kesehatan masyarakat adalah ilmu dan kita kesehatan mencegah penyakit, memperpanjan harapan hidup dan meningkatkan kesehatan dan efisiensi masyarakat melalui usaha masyarakat yang terorganisir untuk sanitasi lingkungan, pengendalian penyakit menular, pendidikan higien perorangan, mengorganis pelayanan medis dan perawatan agar dapat dilakukan diagnosis dini dan pengobatan. Pencegahan serta membangun mekanisme sosial, sehingga setiap insan dapat menikmati standar kehidupan yang baik untuk memelihara kesehatan. 
1. Jenis Lantai 
b. Alat ukur : Form cheklist 
c. Cara ukur : Observasi 
d. Skala : Nominal 
e. Kategori : 1. Kedap air 
2. Tidak kedap air 
2. Letak dapur 
Keberadaan dapur dalam rumah Balita berdasarkan letaknya apakah berdempetan/bersatu satu dinding dengan kamar Balita atau terpisah/terhalang oleh ruangan lain. 
a. Alat ukur : Form cheklist 
b. Cara ukur : Observasi 
c. Skala : Nominal 
d. Kategori : 1. Berdempetan 
2. Terpisah 
3. Bahan Bakar 
Jenis bahan bakar yang digunakan untuk memasak dapat kayu, minyak tanah, gas. 
a. Alat ukur : Form cheklist 
b. Cara ukur : Observasi 
c. Skala : Nominal 
d. Kategori : 1. Minyak Tanah 
2. LPG atau Gas 
4. Lubang Asap 
Bagian dari atap dapur yang digunakan untuk jalan keluarnya asap hasil pembakar dan dapat berupa erobong atau genteng. 
a. Alat ukur : Form cheklist 
b. Cara ukur : Observasi 
c. Skala : Nominal 
d. Kategori : 1. Ya 
2. Tidak 
5. Kelembaban Udara 
Angka yang menunjukkan kelembabannya. 
a. Alat ukur : Form cheklist 
b. Cara ukur : Observasi 
c. Skala : Nominal 
d. Kategori : 1. Tinggi 
2. Normal 
6. Suhu 
Keadaan temperatur di dalam rumah. 
a. Alat ukur : Form cheklist 
b. Cara ukur : Observasi 
c. Skala : Nominal 
d. Kategori : 1. Tidak baik 
2. Baik 
7. Kejadian Pneumonia 
a. Alat ukur : Form cheklist 
b. Cara ukur : Observasi 
c. Skala : Nominal 
d. Kategori : 1. Ya 
2. Tidak

DMC