model pembelajaran kooperatif Group Investigation
(GI)
Salah
satu model pembelajaran yang mendukung keterlibatan siswa dalam
kegiatan belajar adalah model pembelajaran GI (Krismanto, 2003:6).
Sudjana (Mudrika, 2007:15) mengemukakan bahwa GI dikembangkan oleh
Herbert Thelen sebagai upaya untuk mengkombinasikan strategi mengajar
yang berorientasi pada pengembangan proses pengkajian akademis. Kemudian
Joyce dan Weil (1980:230) menambahkan bahwa model pembelajaran GI yang
dikembangkan oleh Thelen yang bertolak dari pandangan John Dewey dan
Michaelis yang memberikan pernyataan bahwa pendidikan dalam masyarakat
demokrasi seyogyanya mengajarkan demokrasi langsung.
BAB I
PENDAHULUAN
- Latar Belakang
Dewasa
ini, pendidikan selalu mengalami pembaharuan dengan berbagai model
serta strategi pembelajaran yang lebih menarik dan inovatif, dimana
peserta didik dapat secara aktif membangun konsep untuk memahami suatu
materi pelajaran.
Mayoritas
peserta didik menganggap bahwa mata pelajaran biologi adalah mata
pelajaran yang cenderung membosankan karena hampir semua materi berupa
materi hafalan, oleh karena itu dalam membelajarkan biologi kepada
peserta didik, guru hendaknya lebih memilih berbagai variasi pendekatan,
strategi, metode yang sesuai dengan situasi sehingga tujuan
pembelajaran yang direncanakan akan tercapai. Perlu diketahui bahwa baik
atau tidaknya suatu pemilihan model pembelajaran akan tergantung tujuan
pembelajarannya, kesesuaian dengan materi pembelajaran, tingkat
perkembangan peserta didik (siswa), kemampuan guru dalam mengelola
pembelajaran serta mengoptimalkan sumber-sumber belajar yang ada. Salah
satu model pembelajaran yang melibatkan peran serta siswa adalah model
pembelajaran kooperatif. Dalam model pembelajaran kooperatif lebih
menitikberatkan pada proses belajar pada kelompok dan bukan mengerjakan
sesuatu bersama kelompok. Proses belajar dalam kelompok akan membantu
siswa menemukan dan membangun sendiri pemahaman mereka tentang materi
pelajaran yang tidak dapat ditemui pada metode konvensional.
Salah satu tipe dari model pembelajaran kooperatif adalah tipe Group Investigation (GI) yang menuntut
para siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi
maupun dalam ketrampilan proses kelompok (group process skills). Para
siswa memilih topik yang ingin dipelajari, mengikuti investigasi
mendalam terhadap berbagai subtopik yang telah dipilih, kemudian
menyiapkan dan menyajikan dalam suatu laporan di depan kelas secara
keseluruhan. Sehingga kami memilih model pembelajaran kooperatif Group Investigation (GI) dalam membelajarkan materi struktur dan fungsi organ tumbuhan.
- Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan model pembelajaran kooperatif Group Investigation (GI ) ?
2. Bagaimana sintak dalam pelaksanaan model pembelajaran kooperatif Group Investigation (GI) ?
3. Apasaja kelebihan dan kekurangan dari model pembelajaran kooperatif Group Investigation (GI) ?
4. Bagaimana penerapan model pembelajaran kooperatif Group Investigation (GI) dalam materi struktur dan fungsi organ tumbuhan ?
- Tujuan
1. Apa yang dimaksud dengan model pembelajaran kooperatif Group Investigation (GI ) ?
2. Bagaimana sintak dalam pelaksanaan model pembelajaran kooperatif Group Investigation (GI) ?
3. Apasaja kelebihan dan kekurangan dari model pembelajaran kooperatif Group Investigation (GI) ?
4. Bagaimana penerapan model pembelajaran kooperatif Group Investigation (GI) dalam materi struktur dan fungsi organ tumbuhan ?
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif Group Investigation
Salah
satu model pembelajaran yang mendukung keterlibatan siswa dalam
kegiatan belajar adalah model pembelajaran GI (Krismanto, 2003:6).
Sudjana (Mudrika, 2007:15) mengemukakan bahwa GI dikembangkan oleh
Herbert Thelen sebagai upaya untuk mengkombinasikan strategi mengajar
yang berorientasi pada pengembangan proses pengkajian akademis. Kemudian
Joyce dan Weil (1980:230) menambahkan bahwa model pembelajaran GI yang
dikembangkan oleh Thelen yang bertolak dari pandangan John Dewey dan
Michaelis yang memberikan pernyataan bahwa pendidikan dalam masyarakat
demokrasi seyogyanya mengajarkan demokrasi langsung.
Ide
model pembelajaran group investigation bermula dari perpsektif
filosofis terhadap konsep belajar. Untuk dapat belajar, seseorang harus
memiliki pasangan atau teman. Pada tahun 1916, John Dewey, menulis
sebuah buku Democracy and Education (Arends, 1998). Dalam buku itu,
Dewey menggagas konsep pendidikan, bahwa kelas seharusnya merupakan
cermin masyarakat dan berfungsi sebagai laboratorium untuk belajar
tentang kehidupan nyata. Pemikiran Dewey yang utama tentang pendidikan
adalah:
§ siswa hendaknya aktif, learning by doing;
§ Belajar hendaknya didasari motivasi intrinsik;
§ Pengetahuan adalah berkembang, tidak bersifat tetap;
§ Kegiatan belajar hendaknya sesuai dengan kebutuhan dan minat siswa;
§ Pendidikan
harus mencakup kegiatan belajar dengan prinsip saling memahami dan
saling menghormati satu sama lain, artinya prosedur demokratis sangat
penting;
§ Kegiatan belajar hendaknya berhubungan dengan dunia nyata.
Gagasan-gagasan
Dewey akhirnya diwujudkan dalam model group-investigation yang kemudian
dikembangkan oleh Herbert Thelen. Thelen menyatakan bahwa kelas
hendaknya merupakan miniatur demokrasi yang bertujuan mengkaji
masalah-masalah sosial antar pribadi (Arends, 1998).
Group Investigationn merupakan
salah satu bentuk model pembelajaran kooperatif yang menekankan pada
partisipasi dan aktivitas siswa untuk mencari sendiri materi (informasi)
pelajaran yang akan dipelajari melalui bahan-bahan yang tersedia,
misalnya dari buku pelajaran atau siswa dapat mencari melalui internet.
Siswa dilibatkan sejak perencanaan, baik dalam menentukan topik maupun
cara untuk mempelajarinya melalui investigasi. Tipe ini menuntut para
siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun
dalam keterampilan proses kelompok. Model Group Investigation dapat
melatih siswa untuk menumbuhkan kemampuan berfikir mandiri.
Keterlibatan siswa secara aktif dapat terlihat mulai dari tahap pertama
sampai tahap akhir pembelajaran.
Di
sini guru lebih berperan sebagai konselor, konsultan, sumber kritik
yang konstruktif. Peran tersebut ditampilkan dalam proses pemecahan
masalah, pengelolaan kelas, dan pemaknaan perseorangan. Peranan guru
terkait dengan proses pemecahan masalah berkenaan dengan kemampuan
meneliti apa hakikat dan fokus masalah. Pengelolaan ditampilkan
berkenaan dengan kiat menentukan informasi yang diperlukan dan
pengorganisasian kelompok untuk memperoleh informasi tersebut. Pemaknaan
perseorangan berkenaan dengan inferensi yang diorganisasi oleh kelompok
dan bagaimana membedakan kemampuan perseorangan.
Sarana
pendukung model pembelajaran ini adalah: lembaran kerja siswa, bahan
ajar, panduan bahan ajar untuk siswa dan untuk guru, peralatan
penelitian yang sesuai, meja dan kursi yang mudah dimobilisasi atau
ruangan kelas yang sudah ditata untuk itu.
Selanjutnya Thelen (Joyce dan Weil, 1980:332) mengemukakan tiga konsep utama dalam pembelajaran GI, yaitu:
a. Inquiry
b. Knowledge
c. The dynamics of the learning group
- Sintak Model Pembelajaran Kooperatif Group Investigation
Model group-investigation memiliki enam langkah pembelajaran (Slavin, 1995), yaitu:
(1) grouping (menetapkan jumlah anggota kelompok, menentukan sumber, memilih topik, merumuskan permasalahan)
(2) planning (menetapkan apa yang akan dipelajari, bagaiman mempelajari, siapa melakukan apa, apa tujuannya)
(3) investigation (saling tukar informasi dan ide, berdiskusi, klarifikasi, mengumpulkan informasi, menganalisis data, membuat inferensi)
(4) organizing (anggota kelompok menulis laporan, merencanakan presentasi laporan, penentuan penyaji, moderator, dan notulis)
(5) presenting (salah satu kelompok menyajikan, kelompok lain mengamati, mengevaluasi, mengklarifikasi, mengajukan pertanyaan atau tanggapan)
(6) evaluating (masing-masing
siswa melakukan koreksi terhadap laporan masing-masing berdasarkan
hasil diskusi kelas, siswa dan guru berkolaborasi mengevaluasi
pembelajaran yang dilakukan, melakukan penilaian hasil belajar yang
difokuskan pada pencapaian pemahaman.
Sementara itu Setiawan (2006:10) mendeskripsikan fase-fase dalam pembelajaran GI yaitu sebagai berikut:
a. Fase membaca, menerjemahkan, dan memahami masalah
Pada fase ini siswa harus memahami permasalahnnya dengan jelas. Apabila dipandang perlu membuat rencana apa yang harus dikerjakan, mengartikan persoalan menurut bahasa mereka sendiri dengan jalan berdiskusi dalam kelompoknya, yang kemudian didiskusikan dengan kelompok lain. Jadi pada fase ini siswa memperlihatkan kecakapan bagaimana ia memulai pemecahan suatu masalah, dengan:
Pada fase ini siswa harus memahami permasalahnnya dengan jelas. Apabila dipandang perlu membuat rencana apa yang harus dikerjakan, mengartikan persoalan menurut bahasa mereka sendiri dengan jalan berdiskusi dalam kelompoknya, yang kemudian didiskusikan dengan kelompok lain. Jadi pada fase ini siswa memperlihatkan kecakapan bagaimana ia memulai pemecahan suatu masalah, dengan:
a) Menginterpretasikan soal berdasarkan pengertiannya
b) Membuat suatu kesimpulan tentang apa yang harus dikerjakannya.
b. Fase pemecahan masalah
Pada
fase ini mungkin siswa menjadi bingung apa yang harus dikerjakan
pertama kali, maka peran guru sangat diperlukan, misalnya memberikan
saran untuk memulai dengan suatu cara, hal ini dimaksudkan untuk
memberikan tantangan atau menggali pengetahuan siswa, sehingga mereka
terangsang untuk mecoba mencari cara-cara yang mungkin untuk digunakan
dalam pemecahan soal tersebut, misalnya dengan membuat gambar, mengamati
pola atau membuat catatan-catatan penting. Pada fase ini siswa
diharapkan melakukan hal-hal sebagai berikut:
a) Mendiskusikan dan memilih cara atau strategi untuk menangani permasalahan
b) Memilih dengan tepat materi yang diperlukan
c) Menggunakan berbagai macam strategi yang mungkin
d) Mencoba ide-ide yang mereka dapatkan pada fase a.
e) Memilih cara-cara yang sistematis
f) Mencatat hal-hal penting
g) Bekerja secara bebas atau bekerja bersama-sama (atau kedua-duanya)
h) Bertanya kepada guru untuk mendapatkan gambaran strategi untuk penyelesaian
i) Membuat kesimpulan sementara
j) Mengecek kesimpulan sementara yang didapat sehingga yakin akan kebenarannya
c. Fase menjawab dan mengkomunikasikan jawaban
Setelah
memecahkan masalah, siswa harus diberikan pengertian untuk mengecek
kembali hasilnya, apakah jawaban yang diperoleh itu cukup komunikatif
atau dapat dipahami oleh orang lain, baik tulisan, gambar, ataupun
penjelasannya. Pada intinya fase ini siswa diharapkan berhasil:
a) Mengecek hasil yang diperoleh
b) Mengevaluasi pekerjannya
c) Mencatat dan menginterpretasikan hasil yang diperoleh dengan berbagai cara
d) Mentransfer keterampilan untuk diterapkan pada persoalan yang lebih kompleks
- Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Kooperatif Group Investigation
Menurut Setiawan (2006:9) mendeskripsikan beberapa kelebihan dari pembelajaran GI, yaitu sebagai berikut:
1. Secara Pribadi
· Dalam proses belajarnya dapat bekerja secara bebas
· Memberi semangat untuk berinisiatif, kreatif, dan aktif
· Rasa percaya diri dapat lebih meningkat
· Dapat belajar untuk memecahkan, menangani suatu masalah
2. Secara Sosial / Kelompok
· Meningkatkan belajar bekerja sama
· Belajar berkomunikasi baik dengan teman sendiri maupun guru
· Belajar berkomunikasi yang baik secara sistematis
· Belajar menghargai pendapat orang lain
· Meningkatkan partisipasi dalam membuat suatu keputusan
Sedangkan untuk kekurangan dari penerapan model pembelajaran kooperatif group investigation:
1. Sedikitnya materi yang tersampaikan pada satu kali pertemuan
2. Sulitnya memberikan penilaian secara personal
3. Tidak
semua topik cocok dengan model pembelajaran group investigation (GI)
model pembelajaran GI cocok untuk diterapkan pada suatu topik yang
menuntut siswa untuk memahami suatu bahasan dari pengalaman yang dialami
sendiri
4. Diskusi kelompok biasanya berjalan kurang efektif
D. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Group Investigation dalam Pembelajaran Biologi
Dalam
simulasi ini kami memilih materi struktur dan fungsi organ tumbuhan
sebagai materi yang disampaikan kepada peserta didik kelas VIII Sekolah
Menengah Pertama (SMP ).
Dari
sintak yang telah disusun oleh pakar pendidikan, kami melakukan
beberapa modifikasi terhadap sintak tersebut dalam melaksanakan simulasi
pembelajaran, yaitu:
1. Guru membuka pelajaran
2. Guru menyampaikan apersepsi dan motivasi
3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
4. Guru membagi kelas menjadi beberapa kelompok heterogen
5. Guru menjelaskan rnaksud pernbelajaran dan tugas kelornpok
6. Guru
memanggil ketua-ketua untuk satu materi tugas sehingga satu kelompok
mendapat tugas satu materi/tugas yang berbeda dari kelompok lain.
7. Masing-masing kelompok membahas materi yang sudah ada melalui media belajar yang sudah tersedia (dibawa oleh siswa) secara kooperatif berisi penemuan
8. Setelah selesai diskusi, guru menunjuk salah satu siswa dari masing-masing kelompok untuk mempresentasiakan hasil pembahasan kelompok.
9. Guru dan siswa menarik kesimpulan materi yang dipelajari.
10. Guru member tes evaluasi pada siswa berupa 10 pertanyaan pilihan ganda
Guru memberi penghargaan dan menutup pertemuan
DAFTAR PUSTAKA
http://ekocin.wordpress.com/2011/06/17/model-pembelajaran-teams-games-tournaments-tgt/
http://hayardin-blog.blogspot.com/2012/04/model-pembelajaran-group-investigation.html#ixzz1uTNeqNkC
http://rajul-al.blogspot.com/2012/01/makalah-model-pembelajaran-kooperatif.html
http://www.ilmiahpendidikan.com/2011/08/penerapan-metode-pembelajaran.html
http://www.m-edukasi.web.id/2012/04/model-pembelajaran-group-investigation.html