BAB I
PENDAHULUAN
- Latar Belakang
Berbicara mengenai psikologi pendidikan sangat luas pembicaraannya. Oleh karena itu dalam makalah ini akan dibatasi pada persoalan-persoalan bakat dan hal-hal yang berkaitan dengannya. Mengingat hal tersebut sangat berhubungan erat dalam pembentukan pribadi seseorang.
- Rumusan Masalah
BAB II
PEMBAHASAN
PERBEDAAN-PERBEDAAN DALAM BAKAT
- Pengertian Bakat
William B. Michael memberi definisi mengenai bakat sebagai berikut :
An aptitude may be defined as a person’s capacity, or hypothetical potential, for acquisition of a certain more or less weeldefined pattern of behavior involved in the performance of a task respect to which the individual has had little or no previous training (Michael, 1960: 59).
Jadi Michael meninjau bakat itu terutama dari segi kemampuan individu untuk melakukan sesuatu tugas, yang sedikit sekali tergantung kepada latihan mengenai hal tersebut.
Woodworth dan Marquis memberikan definisi demikian: “aptitude is predictable achievement and can be measured by specially devised test” (Woodworth dan Marquis, 1957: 58). Bakat (aptitude), oleh Woodworth dan Marquis dimasukkan dalam kemampuan (ability). Menurutnya ability mempunyai tiga arti, yaitu :
- Achievement yang merupakan actual ability, yang dapat diukur langsung dengan alat atau tes tertentu.
- Capacity yang merupakan potential ability, yang dapat diukur secara tidak langsung dengan melalui pengukuran terhadap kecakapan individu, di mana kecakapan ini berkembang dengan perpaduan antara dasar dengan training yang intensif dan pengalaman.
- Aptitude, yaitu kualitas yang hanya dapat diungkap/diukur dengan tes khusus yang sengaja dibuat untuk itu.[2]
- Dimensi Perseptual
- Kepekaan indera
- Perhatian
- Orientasi waktu
- Luasnya daerah persepsi
- Kecepatan persepsi, dan sebagainya.
- Dimensi Psiko-motor
- Faktor kekuatan
- Faktor impuls
- Faktor kecepatan gerak
- Faktor ketelitian/ketepatan, yang terdiri atas dua macam, yaitu :
2) Faktor ketepatan dinamis, yang menitikberatkan pada gerakan.
- Faktor koordinasi
- Faktor keluwesan (flexibility).
- Dimensi Intelektual
- Faktor ingatan, yang mencakup:
2) Faktor ingatan mengenai relasi
3) Faktor ingatan mengenai system
- Faktor pengenalan, yang mencakup:
2) Pengenalan terhadap golongan (kelas)
3) Pengenalan terhadap hubungan-hubungan
4) Pengenalan terhadap bentuk dan struktur
5) Pengenalan terhadap kesimpulan.
- Faktor evaluatif, yang meliputi:
2) Evaluasi mengenai relasi-relasi
3) Evaluasi terhadap system
4) Evaluasi terhadap penting tidaknya problrm (kepekaan terhadap problem yang dihadapi).
- Faktor berpikir konvergen, yang meliputi:
2) Faktor untuk menghasilkan hubungan-hubungan
3) Faktor untuk menghasilkan system-sistem
4) Faktor untuk menghasilkan transformasi
5) Faktor untuk menghasilkan implikasi-implikasi yang unik.
- Faktor berpikir divergen, yang meliputi:
- Faktor untuk menghasilkan unit-unit
- Faktor untuk pengalihan kelas-kelas secara spontan
- Faktor kelancaran dalam menghasilkan hubungan-hubungan.
- Faktor untuk menghasilkan system
- Faktor untuk transfomasi divergen
- Faktot untuk menyusun bagian-bagian menjadi garis besar atau kerangka. [3]
- Mengenali Bakat Seseorang
Pemberian nama terhadap jenis-jenis bakat biasanya dilakukan berdasar atas dalam lapangan apa bakat tersebut berfungsi, seperti bakat matematika, bakat bahasa, bakat olah raga, dan sebagainya. Dengan demikian, maka macamnya bakat akan sangat tergantung pada konteks kebudayaan di mana seseorang individu hidup. Mungkin penamaan itu bersangkutan dengan bidang studi, mungkin pula dalam bidang kerja.
Sebenarnya setiap bidang studi atau bidang kerja dibutuhkan lebih dari satu faktor bakat saja. Bermacam-macam fakor mungkin diperlukan berfungsinya untuk suatu lapangan studi atau lapangan kerja tertentu. Suatu contoh misalnya bakat untuk belajar di Fakultas Teknik akan memerlukan berfungsinya faktor-faktor mengenali bilangan, ruang, berpikir abstrak, bahasa, mekanik, dan mungkin masih banyak lagi. Karena tiu ada kecenderungan di antara para ahli sekarang untuk mendasarkan pengukuran bakat itu pada pendapat, bahwa ada setiap individu sebenarnya terdapat semua faktor-faktor yang diperlukan untuk berbagai macam lapangan, hanya dengan kombonasi, konstelasi, dan intensitas yang berbeda-beda. Karena itu biasanya yang dilakukan dalam diagnosis tentang bakat adalah membuat urutan (ranking) mengenai berbagai bakat pada setiap individu.
Prosedur yang biasanya ditempuh adalah :
- melaksanakan analisis jabatan atau analisis lapangan studi untuk menemukan faktor-faktor apa saja yang diperlukan supaya orang dapat berhasil dalam lapangan tersebut.
- Dari hasil analisis itu dibuat pencandraan jabatan atau pencandraan lapangan studi.
- Dari Pencandraan jabatan atau pencandraan lapangan studi itu diketahui persyaratan apa yang harus dipenuhi supaya individu dapat lebih berhasil dalam lapangan tertentu.
- Dari persyaratan itu sebagai landasan disusun alat pengungkapan (alat pengungkap bakat), yang biasanya berwujud tes.[4]
BAB III
PENUTUP
- Kesimpulan
Menurut Guilford bakat itu mencakup tiga dimensi pokok, yaitu : Dimensi Perseptual, psiko-motor dan intelektual,
Usaha pengenalan bakat mula-mula terjadi pada bidang kerja (atau jabatan), tetapi kemudian juga dalam bidang pendidikan. Bahwa dewasa ini dalam bidang pendidikanlah usaha yang paling banyak dilakukan. Dalam praktiknya hampir semua ahli yang menyusun tes untuk mengungkap bakat bertolak dari dasar pikiran analisis faktor.
- Saran
DAFTAR PUSTAKA
Anastasi, A. Differential Psychology, New York: MacMillan, 1958Bingham, W Van D. Aptitude and Aptitude Testing, New York: Harper, 1937
Ferguson, G.A. On learning and human ability, Canadian Journal of Psychology, 1954,8, 95-112.
Purwanto, Ngalim. Psikologi Pendidikan, Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2007.
Suryabrata, Sumadi. Psikologi Pendidikan, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. 2004.