MAKALAH LINGKUNGAN BELAJAR YANG EFEKTIF DI TAMAN KANAK-KANAK

LINGKUNGAN BELAJAR EFEKTIF DI TK
  
Pada hakikatnya setiap anak memiliki kebutuhan yang berlainan dalam hal minat dan perhatian. Ada yang mau belajar jika telah dimotivasi untuk belajar. Selain itu juga belajar banyak melibatkan organ-organ sensoris yang multidimensial dengan memudahkan anak untuk mempelajari sesuatu jika pelajaran itu dihubungkan dengan pelajaran-pelajaran terdahulu. Dalam belajar mereka mempelajari sesuatu yang bersifat insidental dan ada pula dalam situasi yang tidak sadar. Hal-hal yang harus dipertimbangkan adalah peran lingkungan yang turut menentukan meningkat tidaknya mutu aktivitas belajar di sekolah secara optimal. Upaya untuk menciptakan lingkungan belajar yang efektif adalah tuntutan sekolah sebagai tanggungjawab guru dan tenaga kependidikan lainnya, dalam lingkungan belajar efektif mencakup dua hal, yaitu lingkungan fisik dan non fisik, keduanya dapat membantu menerapkan prinsip-prinsip belajar. Hal-hal yang mencakup lingkungan non fisik yakni suasana emosional diri anak itu sendiri, keadaan sosial ekonominya, kesemangatan, dan perkembangan intelektualnya. Para ilmuwan pendidikan dengan penerapan prinsi-prinsip belajar pada anak tadi dan penyediaan lingkungan belajar secara efektif dapat menjadi mutu proses dan hasil belajar yang diharapkan  akan tercapai dengan baik, termasuk bagi anak yang lamban dalam belajar.
Selain itu sebagai guru atau calon guru ingin melaksanakan tugasnya dengan baik yaitu dapat memberikan hasil dan manfaat yang positif kepada siswa. Dalam belajar efektif guru juga harus berperan sebagai guru yang efektif pula maksudnya dapat meningkatkan seluruh kemampuan siswa kearah yang lebih positif melalui pengajarannya. Keefektifan pengajaran guru dapat tercipta apabila guru atau calon guru mempunyai konsep diri yang positif. Perilaku seorang guru dalam mengajar tidak dapat terlepas dari perilaku sehari-hari. Cara yang dipakai dalam menghadapi suatu masalah tercermin dalam perilaku mengajarnya. Menurut hasil penelitian combs dan soper (Burns, 1982) bahwa guru merupakan  prasyarat yang dibutuhkan untuk menciptakan lingkungan kelas yang mendukung belajar siswa. Selain itu dalam pola interaksi  antara guru dengan siswa akan mempengaruhi keefektifan pengajaran guru yang akan nampak dalam situasi belajar yang diberikan. Pengajaran yang efektif dapat tercipta apabila guru dapat menciptakan kehangatan dan mendukung aktivitas belajar siswa. Menurut Burns (1982), keefektifan guru akan tampak dalam situasi belajar yang diciptakannya. Dilihat dari sudut pandang siswa, guru yang efektif yakni guru yang dapat dipercaya, bersikap jujur dan adil dalam menilai siswa, serta mengikutsertakan  siswa dalam proses pengajaran. Apabila proses pengajaran dapat memberi dampak positif, maka dalam peningkatan hasil belajar akan membantu peningkatan konsep diri siswa yang berlangsung dalam belajar secara efektif.
Selain itu pada dasarnya manusia bukan makhluk yang kosong akan tetapi makhluk yang telah siap dibekali potensi untuk berkembang. Maka dari itu kita sebagai guru atau calon guru tidak bisa menjejali pengetahuan kepada siswa begitu saja, tanpa kita melihat apa saja yang memenuhi kebutuhan-kebutuhan individu yang bersangkutan secara serba ragam dan serba luas. Serta tanpa memperhitungkan bakat, perhatian dan minatnya. Seorang anak mempunyai kebutuhan tersendiri dalam belajar, mereka memiliki nilai, persuasi, represi, proyeksi dan kesadaran untuk menentukan perbuatannya. Selain itu seorang guru tidak bisa  memaksa mereka untuk mempelajari sesuatu tanpa dorongan bakat, perhatian dan minatnya, hanya guru harus berperan sebagai motivator dalam belajar, bukan penentu model-model belajar yang harus dijalankannya tanpa memperhitungkan kemampuan masing-masing anak. Pada dasarnya siswa akan memulai belajar jika ia siap untuk belajar. Dapat kita lihat bahwa, siswa sangat membutuhkan kesiapan dirinya untuk belajar baik itu persiapan intelektual, sosial, emosional maupun motorik, disamping itu ruangan-ruangan belajar yang mendukung dan dirancang sedemikian rupa sehingga dapat membantu siswa dalam memperoleh kematangan belajar yang efektif. Serta siswa akan memulai belajar jika dimotivasi untuk belajar. Untuk memotivasi siswa bisa berbentuk intrinsik dan ekstrinsik. Motivasi intrinsik, guru mengarahkan kepada semua siswa untuk dapat membuat suasana belajar lebih senang, sebab semuanya diarahkan untuk mencapai tujuan dalam belajar secara efektif. Sedangkan motivasi ekstrinsik pun sama seperti motivasi intrinsik, sebab dapat mendorong siswa untuk mencapai suatu tujuan. Selanjutnya guru atau calon guru harus mampu mengefektifkan dan mengefisienkan lingkungan fisik belajar. Di dalam dunia pendidikan selalu mengharapkan pada upaya mengefektifkan dan mengefisienkan lingkungan fisik yang ada. Pada umumnya ditiap sekolah tidak semuanya menyediakan atau menyiapkan alat yang serba lengkap. Namun, kita sebagai guru atau calon guru harus mampu menyesuaikan metode pembelajaran pada sejumlah alat atau bahan belajar yang tersedia, selain itu guru harus mampu mengefektifkan dan mengefisienkannya dengan sempurna, sehingga hasil belajar yang dicapai oleh siswa dapat dicapai dengan baik. Dalam menciptakan lingkungan fisik belajar adalah dengan berupaya mengefektifkan dan mengefisienkan lingkungan yang ada serta memaksimalkan perbuatan belajar siswa dengan bahan, alat, dan sumber belajar yang serba tidak lengkap menjadi penuh makna dan penuh manfaat.    

DAFTAR PUSTAKA


Pudjijogyanti, Clara R. 1988. Konsep Diri Dalam Pendidikan. Jakarta. Arcan.

Wijaya, Cece. 1996. Pendidikan Remedial Sarana Pengembangan Mutu Sumber Daya Manusia. Bandung. PT. Remaja Rosdakarya Offset.

MAKALAH

LINGKUNGAN BELAJAR YANG EFEKTIF
DI TAMAN KANAK-KANAK

Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Ujian Tengah Semester
Mata Kuliah Belajar dan Pembelajaran TK

Dosen: Dra. Momoh Halimah, S.Pd

Oleh :
Nama               : Karwati
NIM                 : 0703000
Kelas                : 2A PGTK


PROGRAM D-2 PGTK
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
KAMPUS TASIKMALAYA
2008-2009

DMC