CONTOH MAKALAH PERMAINAN MEMBACA DAN MENULIS DI TAMAN KANAK-KANAK



BAB I
PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang
Pendidikan Taman Kanak-kanak merupakan salah satu bentuk pendidikan Pra sekolah yang terdapat  di jalur-jalur  pendidkan sekolah (PP No.27 Tahun 1990). Sebagai lembaga pendidikan Pra sekolah, tugas utama TK adalah mempersiapkan anak dengan memperkenalkan berbagai pengetahuan, sikap/ perilaku, keterampilan dan Intelektual agar dapat melakukan adaptasi dengan kegiatan belajar yang sesungguhnya di Sekolah Dasar.
Pandangan ini mengingatkan bahwa TK merupakan lembaga pendidikan Pra Sekolastik atau Akademik dengan demikian, TK tidak mengemban tangggung jawab utama lembaga pendidikan sekolah dasar.
Alur pemikiran tersebut tidak selalu sejalan dan terlaksana dalam praktek kependidikan TK dan Sekolah Dasar di Indonesia. Pergeseran tanggung jawab pengembangan kemampuan sekolastik (akademik) dari Sekolah Dasar ke Taman Kanak-Kanak terjadi dimana-mana, baik secara terang-terangan maupun terselubung. Banyak Sekolah Dasar (umumnya Swasta dan sebagian Negara) seringkali mengajukan persyaratan atau tes masuk dengan menggunakan konsep akademik, terutama tes membaca dan menulis. lembaga pendidikan sekolah dasar seperti ini sering pula dianggap sebagai lembaga pendidikan “Berkualitas dan Bonafit“.
Peristiwa pendidikan praktik pendidikan seperti itu mendorong lembaga pendidikan Tamak Kanak-Kanak maupun Orang Tua berlomba mengajarkan kemampuan akademik membaca dan meulis dengan mengadopsi pola-pola pembelajaran di Sekolah Dasar. Akibatnya, tidak jarang Taman Kanak-Kanak tidak lagi menjadi taman yang indah, tempat bermain dan berteman banyak tetapi beralih fungsi menjadi “Sekolah” TK dalam makna menyekolahkan secara dini pada anak-anak. Tanda tandanya terlihat pada pentargetan kemampuan akademik membaca dan menulis, proses belajar mengajar mengadopsi sekolaj dasar dan bentuk penugasan-penugasan pekerjaan rumah pada anak-anak.
Kondisi ini justru diperparah oleh desakan Orang tua agar anak-anak di TK diajarkan membaca dan menulis agar bisa memasukan anaknya ke sekolah dasar bonafit atau favorit.
Mengajarkan membaca dan menulis di Taman Kanak-kanak dapat dilaksanakan selama dalam batas-batas aturan pengembangan Pra Sekolah atau Pra Akademik serta mendasarkan diri pada prinsip dasar hakiki dari pendidikan TK sebagai sebuah taman bermain, sosialisasi dan pengembangan berbagai kemampuan seperti pengembangan kecerdasan emosi, motorik, disiplin/ tanggung jawa, konsep diri dan akhlak. Dalam rangka memenuhi kebutuhan dan masa peka anak pada aspek membaca dan menulis dapt disusun dan dikembangkan berbagai bentuk permainan.
  
B.   Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka menimbulkan masalah yang dihadapi.
1.    Bagaimana cara pendekatan permainan membaca dan menulis di Taman Kanak-kanak.
2.    Metode apa saja dalam mengembangkan permainan membaca dan menulis.
3.    bagaimana Pelaksana Permainan Membaca dan Menulis di Taman Kanak-Kanak.

C.   Tujuan
Pengembangan membaca dan menulis melalui berbagai bentuk permainan di Taman Kanak-kanak bertujuan :
1.    Mendeteksi/ melacak kemampuan awal membaca dan menulis awal.
2.    Mengembangkan kemampuan menyimak, menyimpulkan dan mengkomunikasikan berbagai hal melalui berbagau bentuk gambar dan permainan.
3.    melatih kelenturan motorik halus agar melalui berbagai bentuk permainan oleh tangan dalam rangka mempersiapkan anak mampu membaca dan menulis.

D.   Ruang Lingkup Pembahasan
Ruang lingkup pembahasan dalam makalah ini tentang kemampuan-kemampuan yang diharapkan di capai dalam program kegiatan belajar yang relevan.
Berbagai kemampuan dalam program kegiatan belajar dapat disusun dan disekelompokan dalam permainan membaca dan menulis sebagai berikut :
1.    Permainan Membaca
a.    Kemampuan mendengar
b.    Kemampuan melihat dan memahami
c.    Kemampuan berbicara
d.    Membaca gambar

2.    Permainan Menulis
a.    Persiapan menulis
b.    Bentuk tulisan
c.    Pengembangan materi, metode



BAB II
LANDASAN TEORI

PERMAINAN MEMBACA DAN

MENULIS DI TAMAN KANAK-KANAK


 
A.   Perkembangan Bahasa dan Motorik Anak TK
      Bahasa merupakan alat komunikasi utama bagi seorang anak untuk mengungkapkan berbagai keinginan maupun kebutuhannya. Anak-anak yang telah memiliki kemampuan berbahasa yang baik pada umumnya memiliki kemampuan yang baik pula dalam mengungkapkan pemikiran, perasaan serta tindakan interaktif dengan lingkungannya. Kemampuan berbahasa ini tidak selalu didominasi oleh kemampuan membaca saja tetapi juga terdapat sub potensi lainnya yang memiliki peranan yang lebih besar seperti penguasaan kosakata, pemahaman (mendengar dan menyimak) dan kemampuan berkomunikasi.
Perkembangan kemampuan berbahasa anak ditandai oleh berbagai kemampuan sebagau berikut :
1.    Mampu menggunakan kata ganti saya dalam berkomunikasi.
2.    Memiliki berbagai perbendaharaan kata kerja, kata sifat, kata keadaan, kata Tanya dan kata sambung.
3.    Menunjukan pengertian dan pemahaman tentang sesuatu.
4.    Mampu mengungkapkan pikiran, perasaan dan tindakan dengan menggunakan kalimat sederhana.
5.    Mampu membaca dan mengungkapkan sesuatu melalui gambar.
Perkembangan potensi tersebut muncul ditandai oleh berbagai gejala seperti senang bertanya dan memberikan informasi tentang berbagai hal, berbicara sendiri dengan atau tanpa menggunakan alat, mencoret-coret buku atau dinding dan menceritakan sesuatu yang fantastic. Gejala-gejala ini meruapakan pertanda munculnya kepermukaan berbagai jenis potensi tersembunyi menjadi potensi tampak.
Secara khusus, perkembangan kemampuan membaca pada anak berlangsung dalam beberapa tahap sebagai berikut :
1.    Tahap Fantasi
Pada tahap ini anak mulai belajar menggunakan buku, mulai berfikir bahwa buku ini penting, melihat atau membolak balikan buku dan kadang-kadang anak membawa buku kesukaannya.
2.    Tahap Pembentukan Konsep Diri
Anak memandang dirinya sebagai pembaca, dan mulai melibatkan diri dalam kegiatan membaca, pura-pura membaca buku, memberi makna pada gambar atau pengalaman sebelumnya dengan buku, menggunakan bahasa buku meskipun tidak cocok dengan tulisan
3.    Tahap membaca gambar
Pada tahap ini anak sadar pada cetakan yang tampak serta dapat menemukan kata yang sudah dikenal, dapat menggungkapkan kata-kata yang memiliki makna dengan dirinya, dapat mengulang kembali cerita yang tertulis, sudah mengenal abjad.
4.    Tahap pengenalan bacaan
Anak mulai menggunakan system isyarat secara bersama-sama, tertarik pada bacaan, mulai mengingat kembali cetakan pada konteknya, berusaha mengenal tanda-tanda pada lingkungan sertra membaca berbagai tanda seperti kotak susu, pasta gigi, atau papan iklan.
5.    Tahap membaca lancar
Pada tahap ini anak dapat membaca berbagai jenis buku yang berbeda secara bebas.

Untuk memberikan rangsangan positif terhadap munculnya berbagai potensi keberbahasaan anak di atas makna permainan dan berbagai bentuk alatnya memegang peranan penting. Beberapa tahap perkembangan anak dapat digambarkan sebagai berikut :

1.    Tahap mencoret atau membuat goresan
Pada tahap ini anak mulai membuat tanda-tanda dengan menggunakan alat-alat tulisan. Mereka sedang memulai belajar tentang bahasa tertulis dan bagaimana mengerjakan tulisan tersebut.
2.    Tahap pengulangan secara linear
Pada tahap ini anak menelusuri bentuk tulisan yang horizontal.
3.    Tahap menulis secara random
Pada tahap ini anak belajar tentang berbagai bentuk yang dapat diterima sebagai suatu tulisan dan menggunakan itu semua agar dapat mengulang berbagai kata dan kalimat.
4.    Tahap menulis tulisan nama
Pada tahap ini, anak mulai menyusun hubungan antara tulisan dan bunyi.

B.   Prinsip-Prinsip Perkembangan
Dalam rangka mengembangkan potensi keberbahasaan tersebut maka beberapa prinsip berikut harus menjadi perhatian guru maupun orang tua.
Beberapa prinsip yang dimaksud adalah :
1.      Pendidik lebih mengutamakan pengembangan penguasaan kosakata, kemampuan menyimak dan berkomunikasi sebelum permainan membaca diberikan.
2.      Mendeteksi/melacak kemampuan awal anak dalam berbahasa. Prinsip ini dilakukan agar pendidik dapat memperhatikan perkembangan bahasa anak secara individual. Hasil kegiatan ini diharapkan dapat diperoleh kemampuan berbahasa anak serta mengelompokannya berdasarkan kemampuan yang relative sama.
3.      Merencanakan kegiatan bermain dan alat permainan sederahana melalui kegiatan bercakap-cakap, bercerita atau menyampaikan cerita, membacakan cerita, dan bermain peran.
4.      Mengkomunikasikan kegiatan kerberbahasaan anak pada orang tua termasuk kegiatan melalui permainan membaca permulaan.
5.      Menentukan sarana permainan yang diambil dari lingkungan sekitar dan dikenal anak.
6.      Menggunakan perpustakaan anak sebagai sarana yang dapat merangsang dan menumbuhkan minat baca anak.
7.      Menata lingkungan kelas dengan berbgaia kosakata dan nama benda yang memungkinkan anak melihat dan berkomunikasi tentang benda-benda itu.
8.      Menggunakan gambar-gambar sederhana yang dikenal anak untuk mengenalkan berbagai bentuk kata atau kalimat sederhana.

Dalam kaitan dengan kemampuan menulis, beberapa prinsip yang perlu diperhatikan diantaranya adalah :
  1. Prinsip penggunaan tanda atau symbol.
Guru hendaknya memberikan kesempatan yang banyak pada anak untuk latihan kelenturan motorik halus, misalnya memberikan kertas, papan tulis, crayon, pensil yang memungkinkan anak mencoret-coret atau menggambar sesuatu menurut keinginan anak.
  1. Prinsip pengulangan .
Guru atau orang tua dapat mengulang berbagai symbol dan tulisan pada anak sehingga anak akan mengenal secara cermat antara gambar dan tulisannya. Termasuk memberi latihan berulang-ulang garis atau lengkungan yang kemudian dapat digabungkan sehingga berbentuk huruf atau tulisan.
  1. Prinsip keluwesan.
Guru seharusnya memperkenalkan pertama kali pada anak mrnggunakan symbol atau tanda yang dekat dan dikenal anak. Anak biasanya akan berusahara terdorong untuk mempelajari berbagai tulisan dalam bentuk symbol-simbol.
  1. Prinsip pengungkapan
Guru atau orang tua dapat memberikan kesempatan pada anak waktu mengungkapkan berbagai pengalamannya berkaitan dengan berbagai jenis tulisan yang telah dibuatnya.
  1. Prinsip mencontoh.
Guru atau orang tua hendaknya sesering mungkin mengulang berbagai contoh tulisan atau kata dengan menggunakan konteks yang sama.
  1. Prinsip penguatan
Guru memberikan penguatan berupa penghargaan atau pujian terhadap hasil tulisan anak (walaupun belum dalam bentuk tulisan yang sebenarnya).


BAB III
PEMBAHASAN

A.   Pendekatan Permainan Membaca
Dalam pengembangan membaca dan menulis di TK terdapat beberapa pendekatan yang dilakukan melalui berbagai bentuk permainan. Misalnya Montesson memperkenalkan permainan membaca di mulai dari unsure huruf dengan menggunakan bantuan gambar pada setiap memperkenalkan huruf.
Decroly memperkenalkan membaca permainan pada anak di mulai dengan memperkenalkan kalimat dalam permainannya dan pilih kalimat perintah agar anak melakukan hal-hal yang ada dalam perintah.
Pendekatan Whole Linguistik dalam mengembangkan membaca permulaan dengan menggunakan seluruh kemampuan linguistic anak, yang menjadi sumber utama adalah lingkungan dan pengalaman anak, sehingga dapat mengembangkan pengembangan bahan, intelektual dan motorik anak.

B.   Pendekatan Permainan Menulis
Dalam pengembangan menulis Montessori memiliki perhatian dan konsep yang lebih banyak, agar anak dapat menunjukan kelenturan tangan maka dapat dilatih mengisi lukisan dengan garis (mengarsir) dan menebalkan. Kegiatan ini tidak hanya dilakukan dengan pinsil hitan melainkan juga dengan pinsil berwarna misalnya spidol, crayon dll.

C.   Metode Permainan Membaca dan Menulis
Berbagai metode pengajaran untuk permainan membaca dan menulis yang dipergunakan guru. Metode-metode yang dimaksud adalah :
1.    Bercakap-cakap atau Tanya jawab
2.    Demonstrasi (peragaan)
3.    Bercerita
A.    Membacakan cerita
B.     Mengungkapkan cerita
C.     Bercerita dengan gambar seri
D.    Bercerita dengan papan flannel
E.     Bercerita dengan sandiwara boneka
4.    Bernyanyi
5.    mengucapkan syair
6.    Dramatisasi
7.    Karyawisata

D.   Pelaksanaan Permainan Membaca dan Menulis di Taman Kanak-Kanak
  1. Strategi Pembelajaran Permainan Membaca dan Menulis
Dalam pelaksanaan permainan membca dan menulis peran lingkungan sangat menentukan strategi pembelajaran, antara lain perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
a.    Menciptakan suasana kondusif, cocok serta memotivasi minat baca tulis hitung anak.
b.    Mengembangkan kemampuan anak.
c.    Menciptakan ruangan di luar maupun di dalam kelas yang dapat menumbuhkan kreativitas, rasa aman dan kebebasan.
d.    Meja kursi tidak memenuhi ruangan , sehingga masih cukup ruang gerak bagi anak.
e.    Ruang gerak anak dapat dilakukan di lantai.
f.     Rak-rak dapat diletakan sebagai penyekat ruangan.
g.    Papan pajangan harus ada di ruangan. Pajangan yang dipasang dapat meningkatkan budaya baca, tulis, misalnya abjad dengan benda-benda, gambar yang dimulai huruf awal tertentu.
  1. Identifikasi Kemampuan Permainan Membaca dan Menulis
Untuk melaksanakan permainan membaca dan menulis perlu mengidentifikasi kemampuan yang diharapkan dicapai dalan program kegiatan belajar TK yang relevan. Kemampuan-kemampuan tersebut di pilih dan di kelompokan agar memudahkan guru mengidentifikasi berbagai bentuk. Kemampuan perkembangan kemampuan membaca dan menulis sebagai berikut :
a.    Permainan Membaca
Permainan membaca meliputi kemampuan mendengar, melihat dan memahami,berbicara dan membaca gambar.
1)    Kemampuan Mendengar
Kemampuan mendengar merupakan kemampuan anak untuk dapat menghayati alam dan mendengar pendapat orang lain dengan indera pendengaran.
Contoh Permainan :
Nama Permainan
:
Apa yang kudengar ?
Kemampuan
:
-       Menemukan kembali 2 sampai 4 urutan kata, angka.
-       Menggunakan dan dapat menjawab pertanyaan apa, mengapa, dimana, berapa, bagaimana.
Metode
:
Tanya jawab
Alat/ Bahan
:
Radio Tape, kaset, suara asli.
Langkah-langkah permainan :
ü  Anak-anak disuruh memejamkan mata dan mendengarkan suara kaset.
ü  Anak menyebutkan apa yang didengarnya di kaset, misalnya suara angin ribut, bebek, burung dan gemericik air.
ü  Guru meminta anak lain untuk menyebutkan kembali apa yang telah di dengar secara berurutan, misalnya : suara angin ribut, bebek, burung dan gemericik air.
2)    Kemampuan Melihat dan Memaham
Kemampuan ini merupakan kemampuan untuk dapat menghayati dan memahami alam dengan indera penglihatan serta berkaitan dengan sesuatu dari peristiwa yang dilihatnya
Contoh permainan :
Nama Permainan
:
Ada apa di lingkunganku ?
Kemampuan
:
Menyebutkan sebanyak-banyaknya nama benda, binatang, tanaman yang mempunyai warna bentuk atau menurut ciri-ciri sifat tertentu.
Metode
:
Tanya jawab
Alat/ Bahan
:
Alat peraga langsung
Langkah-langkah permainan :
ü  Guru mengajak anak keliling
ü  Anak melihat
ü  Guru bertanya tentang apa yang dilihatnya
ü  Anak menyebutkan nama-nama benda, binatang, tanaman yang ada disekitarnya/ lingkungannya
3)    Kemampuan Berbicara (Berkomunikasi)
Kemampuan berbicara merupakan kemampuan anak untuk berkomunikasi secara lisan dengan orang lain. Kemampuan ini memberikan gambaran tentang kesanggupan anak menyusun berbagai kosa kata yang telah dikuasai menjadi suatu rangkaian pembicaraan secara berstruktur.

Contoh permainan :
Nama Permainan
:
Perjalananku
Kemampuan
:
-       Menggunakan dan dapat menjawab pertanyaan apa, mengapa, di mana, berapa, bagaimana, dan sebagainya.
-       Bicara lancer kalimat sederhana.
Metode
:
Bercerita, bercakap-cakap
Alat/ Bahan
:
Alat-alat media kreasi, krayon, cat air, pensil.
Langkah-langkah permainan :
ü  Guru meminta anak menceritakan pengalaman selama perjalanan dari rumah ke TK
ü  Guru mengajukan beberapa pertanyaan mengenai pengalamannya.
ü  Anak membuat gambar sesuai dengan yang di ceritakannya.
ü  Guru menuliskan cerita di bawah gambar anak, apabila anak sudah siap dan mau berinspriasi menulis sendiri diperbolehkan.
4)    Membaca Gambar
Kemampuan ini mengungkapkan kesanggupan anak membaca sesuatu dengan menggunakan gambar. Kemampuan ini sebagai tahap awal dalam membaca permulaan.
Contoh permainan :
Nama Permainan
:
Ke sekolah
Kemampuan
:
-       Bicara lancer dengan kalimat sederhana.
-       Mengurutkan dan menceritakan isi gambar seri 4-6 gambar
-       Menceritakan gambar yang telah disediakan.
Metode
:
Pemberian tugas, bercakap-cakap/Tanya jawab, bercerita
Alat/ Bahan
:
Gambar seni
Langkah-langkah permainan :
ü  Guru membuat 4 bh gambar seri tentang kegiatan anak akan berangkat sekolah, terdiri dari :
Þ    Gambar 1 : Anak bangun tidur
Þ    Gambar 2 : Anak mandi
Þ    Gambar 3 : Anak sarapan pagi
Þ    Gambar 4 : Anak berangkat sekolah
ü  Anak mengurutkan gambar seri
ü  Anak menceritakan gambar yang sudah diurutkannya.
ü  Anak dapat memperkirankan kejadian selanjutnya dari gambar seri tertentu.
b.    Permainan Menulis
Permainan menulis meliputi persiapan menulis dan bentuk tulisan.
1)    Persiapan menulis
Persiapan menulis adalah kegiatan/ kesanggupan yang melatih motorik anak.
2)    Bentuk tulisan
a)    Mencoret
b)    Tulisan Horisontal
c)    Menulis acak
d)    menulis nama
Contoh permainan membaca-menulis di TK
Contoh permainan :
Nama Permainan
:
Mencocokan benda sesuai dengan kartu bergambar
Kemampuan
:
Mencari, menunjuk sebanyak-banyaknya barang/benda, binatang, tanaman yang mempunyai warna, bentuk, ukuran dan menurut cirri-ciri tertentu.
Metode
:
Pemberian tugas
Alat/ Bahan
:
Kartu kata yang bergambar, benda-benda asli
Langkah-langkah permainan :
ü  Guru menyiapkan alat yang diperlukan dan diletakan berjajar
ü  Benda-benda asli di letakan ± 5 m dari letak kartu
ü  Anak berdiri mengamati kata/tulisan di kartu
ü  Guru memberi aba-aba tertentu agar anak mengambil benda-benda tersebut untuk diletakan sesuai dengan kartu.



BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

A.   Kesimpulan
Taman Kanak-kanak (TK) adalah tempat untuk belajar sambil bermain, jadi belajar pun lewat permainan. Dimana dunia anak itu bermain, dengan bermain anak-anak akan senang, ceria, dan bahagia. Namun semua itu tidak lagi, TK itu dirubah menjadi sekolah yang pelajarannya seperti di Sekolah Dasar. Orang tua menuntut guru untuk mengajarkan membaca dan menulis padahal tugas TK adalah mengenalkan berbagai pengetahuan, sikap, keterampilan sebagai persiapan ke SD.
Untuk memenuhi kebutuhan itu dan masa peka pada aspek membaca dan menulis yang dapat dikembangkan melalui bentuk permainan, sehingga anak akan senang belajar membaca dan menulis, tidak berdasarkan paksaan karena bosan dan jenuh, tapi lewat permainan Insya Alloh anak akan menyenanginya dan berkembang secara optimal.

B.   Saran
Kita sebagai guru Taman Kanak-kanak harus pandai menciptakan permainan. Materi permainan disusun dan dikembangkan berdasarkan kemampuan yang akan dicapai. Disamping pengembangan materi harus ditetapkan metode permainan yang cocok dengan kegiatan. Media dan sarana serta proses permainan menentukan keberhasilan.


DAFTAR PUSTAKA

1.    Hainstock, Elizabeth G. Metode Pengajaran Montessori untuk anak Prasekolah, PT Pustaka Delapratess :1999
2.    hapidin, Pedoman Praktis Perencanaan, Evaluasi Pengajaran di Taman Kanak-Kanak, Jakarta : Ghiyants Alfiani Press, 1997
3.    hapidin, Model-Model  Pendidikan untuk anak usia dini, Jakarta : Ghiyants Alfiani Press, 1999
4.    karta, Adriene, Membimbing Anak Belajar Membaca, Penelitian Arcan, Jakarta, 1997
5.    Soejono, Ag. Aliran Baru dalam Pendidikan, Bandung : CV Ilmu
6.    tampubolon, Prof Dr. Mengembangkan Minat dan Kebiasaan membaca pada Anak, PT Angkasa Bandung

DMC